Suara.com - Perubahan iklim telah menjadi masalah global. Seniman Gan Golan dan Andrew Boyd, ingin dunia menyadari bahwa manusia hanya memiliki sisa waktu sedikit, untuk mencegah bencana iklim di seluruh Bumi.
Keduanya membuat Jam Iklim (Climate Clock) setinggi sepuluh lantai di Union Square Manhattan, New York. Jam menampilkan dua angka. Pada 17 September, jam mulai menghitung mundur dari tujuh tahun, 103 hari, 15 jam, 40 menit, dan tujuh detik, ditampilkan dengan warna merah.
Jika emisi gas rumah kaca terus berlanjut pada kecepatan saat ini, maka ketuka waktu yang ditunjukan jam habis, suhu global rata-rata diprediksi secara permanen mencapai 2,7 derajat Fahrenheit. Perhitungan tersebut berasal dari Mercator Research Institute on Global Commons and Climate Change di Berlin.
Jam tersebut juga menunjukkan nilai persentase dalam warna hijau, yang merupakan sebagian kecil energi yang dihasilkan dengan sumber terbarukan, disebut Golan dan Boyd sebagai garis hidup.
"Sederhananya, kita perlu mendapatkan garis hidup kita hingga 100 persen sebelum tenggat waktu kita mencapai nol," tulis Golan dan Boyd di situs web Climate Clock, seperti dikutip Smithsonian Magazine, Jumat (25/9/2020).
Menurut laporan NASA, sekitar seperlima manusia telah menghadapi setidaknya satu musim dengan suhu rata-rata 2,7 derajat Fahrenheit di atas tingkat pra-industri.
Tetapi jika suhu rata-rata seluruh Bumi melewati ambang itu, maka manusia mungkin menghadapi gelombang panas yang parah, kekeringan, dan badai yang semakin ekstrem.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah memperingatkan perubahan global seperti hilangnya terumbu karang dan es laut yang runtuh. Hitungan mundur jam iklim ini juga menunjukkan bahwa orang-orang masih memiliki kesempatan untuk bertindak.
"Ini bukan jam kiamat. Ini memberi tahu kita bahwa masih ada waktu, tetapi kita tidak bisa menyia-nyiakannya. Setiap jam, setiap menit, setiap detik, penting," ucap Golan kepada Washington Post.
Baca Juga: Perangi Kebakaran Hutan, Kota Oregon Rekrut Pasukan Kambing
Jam Iklim di Kota New York akan tetap ditampilkan hingga 27 September, memperingati akhir dari Pekan Iklim kota.
Sebelumnya, sebuah laporan dari 2017 menemukan bahwa 100 perusahaan di seluruh dunia bertanggung jawab atas 71 persen emisi gas rumah kaca. Sebanyak 189 dari 197 negara telah meratifikasi Perjanjian Paris, merupakan janji untuk bekerja sama mencegah kenaikan 2,7 derajat Fahrenheit suhu rata-rata Bumi.
Jam Iklim adalah penggunaan baru untuk karya seni publik yang disebut Metronom yang telah dipamerkan selama lebih dari 20 tahun.
Seniman di balik Metronom, Kristin Jones dan Andrew Ginzel, telah mendiskusikan konsep ulang karya untuk mengatasi perubahan iklim ketika pencipta Jam Iklim menghubungi mereka. Golan dan Boyd setuju bahwa jam mereka akan sangat berpengaruh jika ditampilkan di tempat umum dengan lalu lintas tinggi.
"Ini bisa dibilang angka paling penting di dunia. Dan sebuah monumen seringkali menunjukkan apa yang penting bagi masyarakat, apa yang ditinggikan, apa yang menjadi pusat perhatian," tambah Boyd.
Tahun lalu, Jam Iklim didirikan di Berlin dan para seniman berencana untuk memasang lagi Jam Iklim di Paris tahun depan. Tim tersebut juga merancang jam iklim genggam untuk aktivis iklim Greta Thunberg dan memosting instruksi secara online, yang menjelaskan cara membuat jam iklim sendiri sehingga semua orang dapat mengingat sisa waktu dan bertindak.
Berita Terkait
-
Facebook Luncurkan Pusat Informasi Ilmu Iklim
-
Donald Trump Sebut Ilmuwan Tak Paham Soal Perubahan Iklim
-
Perubahan Iklim, Lapisan Es di Greenland Terlepas dan Terpecah Kecil-kecil
-
Paus Fransiskus Himbau Manusia Beri Waktu Bumi Beristirahat
-
Terjadi Perubahan Iklim di Dunia, 6 Anak Muda Portugal Gugat 33 Negara
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Setahun Prabowo Gibran, Meutya Hafid Ungkap 60 Juta Warga Belum Kebagian Akses Internet
-
Meutya Hafid Sebut AI Bakal Gantikan 85 Juta Pekerjaan di Tahun 2025
-
YouTube Tambah Fitur Shorts Timer, Biar Gak Kecanduan Scroll Terus
-
WhatsApp Tambah Fitur Baru, Bikin Orang Tua Aman dari Penipuan Online
-
Modus Baru Penipuan di TikTok Live: Kirim Gift Rp500 Ribu Dijanjikan Diganti Rp30 Juta
-
Setahun Starlink di Indonesia, Kecepatan Internet Malah Makin Lelet
-
Industri Ritel Mulai Digitalisasi, Ribuan Karyawan Ikut Terdampak
-
HP Flagship Xiaomi Ini Akan Segera Menerima HyperOS 3
-
20 Kode Redeem FC Mobile 24 Oktober: Klaim Hadiah Langka dari Event Footyverse dan Liga Champions!
-
Oppo Reno 15 Series Bakal Hanya Punya Dua Model? Bye Reno 15 Pro Max