Suara.com - Pemerintahan Joko Widodo telah melakukan penindasan terhadap rakyat dengan beberapa kali memutus koneksi internet pada 2019 lalu, demikian dikatakan Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto dalam diskusi bertajuk Bertahan di Tengah Pembungkaman, Jumat (13/11/2020).
Dalam studi yang digelar SAFENet dijelaskan bahwa pemerintah menggunakan metode pemutusan internet untuk membungkam publik dalam empat tahun terakhir. Selama 2019 saja, pemutusan internet dilakukan tiga kali.
"Salah satu kejadian yang mencolok di 2019 adalah pemutusan internet atau internet shutdown. Selama empat tahun terakhir penutupan internet telah menjadi salah satu alat penindasan pemerintah di abad 21," kata Damar dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (13/11/2020).
Dalam laporannya tentang hak-hak digital Indonesia tahun 2019, SAFENet menunjukkan bahwa pemutusan internet di Indonesia dilakukan tiga kali yakni di Jakarta pada 22-25 Mei 2019, di Papua pada 19 Agustus hingga 8 September 2019 dan di Wamena pada 23-28 September 2019.
Organisasi Access Now dan Open Network juga memperlihatkan kalau aktor yang berperan dalam internet shutdown ialah negara. Tujuannya ialah tentu untuk mengontrol pendapat dan tindakan warga di media sosial.
Lebih lanjut, ia melihat upaya pemutusan internet tersebut dilakukan karena banyaknya protes yang dilayangkan masyarakat. Semakin besar gelombang protesnya maka semakin besar pula cara yang dilakukan pemerintah.
"Sebelumnya hanya memblokir akses pada situs atau aplikasi internet tapi sekarang atas nama keamanan nasional melakukan pembatasan internet," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Ribuan Iklan Rokok 'Serbu' YouTube dan Anak-anak Jadi Target Utama, Aturan Pemerintah Loyo?
-
SAFEnet Ungkap Sejumlah Warga Kena Doxing Imbas Demo Agustus: Identitas Disebar Diedit DPO Polisi!
-
Ironi Penegakan Hukum: Jadi Korban Doxxing, Aktivis Khariq Anhar Justru Jadi Tersangka
-
Tarif Impor vs Kedaulatan Data: SAFEnet Peringatkan Bahaya Serius di Balik Perjanjian Dagang RI-AS
-
Perusahaan Asing Bisa Kelola Data Pribadi Warga Jika RI Ikut Kesepakatan Trump
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
33 Kode Redeem FF 13 November 2025, Dapatkan Shotgun Mematikan Permanen di Momen Ini
-
Vivo X300 dan X300 Pro Rilis 20 November, Debut OriginOS ke Indonesia
-
26 Kode Redeem FC Mobile 13 November 2025, Banjir Pemain OVR 113 Cuma-cuma
-
Cara Membuat Identitas Kependudukan Digital (IKD) Setara KTP
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November 2025: Klaim Pemain Bintang dan Koin Gratis!
-
Vivo V70 Muncul di Geekbench, Bawa Chipset Snapdragon 7 Gen 4
-
5 Tokoh Nasional Kecam Gus Elham: Ada Menteri dan Petinggi PBNU
-
4 Rekomendasi HP Gaming Rp1 Jutaan yang Tetap Andal: Memori Lega, Baterai Awet
-
Google Siap Hukum Aplikasi Android yang Boros Baterai
-
Akun Instagram Gus Elham Digembok: Video Viral Cium Bocah Perempuan Menuai Sorotan