Suara.com - Badai Matahari dapat mematikan sinyal radio dan menyebabkan pemadaman navigasi, kemungkinan sedang menuju ke arah Bumi.
Para ahli telah memperingatkan Matahari bisa menembakkan suar Matahari ke Bumi yang menyebabkan pemadaman radio.
"Kemarin, 22 Mei, bintik matahari AR2824 melepaskan semburan api matahari, tidak seperti yang pernah kita lihat selama bertahun-tahun," ujar Astronom Tony Phillips dari Space Weather menulis di situsnya.
Menurutnya, Solar Dynamics Observatory NASA merekam 9 flare kelas C dan 2 flare kelas M hanya dalam 24 jam.
Ledakan rapidfire melemparkan banyak CME yang tumpang tindih ke luar angkasa.
Analis NOAA masih mengurai awan untuk menentukan apakah ada yang mungkin menghantam Bumi.
"Sejauh ini, tampaknya tidak ada yang benar-benar diarahkan ke Bumi, tetapi pukulan sekilas mungkin terjadi mulai 26 Mei" kata dia dilansir laman The Sun, Selasa (25/5/2021).
Medan magnet bumi membantu melindungi kita dari konsekuensi yang lebih ekstrim dari jilatan api Matahari.
Suar surya yang lebih lemah akan menimbulkan aurora seperti Cahaya Utara.
Baca Juga: Sinyal Radio Terdeteksi di Atmosfer Venus
Tampilan cahaya alami itu adalah contoh magnetosfer Bumi yang dibombardir oleh angin Matahari, yang menciptakan tampilan hijau dan biru yang cantik.
Namun, Matahari juga dapat memancarkan suar yang disebut 'coronal mass ejection' atau CME, yang jauh lebih kuat daripada suar surya kelas M.
Pada 1989, letusan Matahari yang kuat menembakkan begitu banyak partikel bermuatan listrik di Bumi sehingga Provinsi Quebec di Kanada kehilangan daya selama sembilan jam.
Suar Matahari dapat menyebabkan masalah bagi teknologi kita di Bumi, tetapi suar tersebut dapat mematikan bagi astronot jika menyebabkan cedera atau mengganggu komunikasi kendali misi.
Matahari saat ini berada di awal siklus Matahari 11 tahun yang baru, yang biasanya mengalami letusan dan suar yang tumbuh lebih intens dan ekstrem.
Peristiwa ini diperkirakan akan mencapai puncaknya sekitar 2025 dan diharapkan Pengorbit Surya akan mengamati semuanya karena akan terbang dalam jarak 26 juta mil dari Matahari.
Berita Terkait
-
Ilmuwan Konfirmasi Sinyal Radio Pertama dari Dalam Bimasakti
-
Pernah Dibahas di 2012, LAPAN Ungkap Ada 'Kiamat' karena Badai Matahari
-
Cari Bukti Kehidupan di Luar Bumi, 288 Ribu Bintang Ditargetkan
-
Wahana Penelitian Solar Orbiter Lakukan Penyelidikan di Pusat Tata Surya
-
Berkat Badai Matahari, Penampakan Aurora Borealis Terlihat Lebih Jelas
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 31 Desember 2025, Ada Skin XM8 dan Hadiah Tahun Baru Gratis
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 31 Desember 2025, Klaim Hadiah Tahun Baru Gratis!
-
Tier List Pet Game Grow A Garden Desember 2025: Hadirkan Mutasi dan Panen Terbaik
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa WhatsApp, Harga Mulai Rp300 Ribuan
-
8 Cara dan Prompt AI Membuat Video Renovasi Rumah Berantakan Jadi Rapi
-
Registrasi Kartu SIM Pakai Face Recognition Tuai Keraguan Publik, Isu Keamanan Data Jadi Sorotan
-
5 Tablet Murah untuk Anak SMP Awet, Mulai Rp1 Jutaan Nyaman untuk Belajar
-
Tren Stiker LINE 2025: Emosi, Humor, dan Karya Lokal Jadi Raja Percakapan Digital
-
Infinix Siapkan Note Edge, HP Midrange Layar Lengkung yang Siap Guncang Pasar Indonesia
-
HP Murah Tecno Camon 50 Lolos Sertifikasi di Indonesia, Baterai Makin Jumbo