Suara.com - UNESCO melaporkan bahwa Great Barrier Reef Australia harus dimasukkan ke daftar situs warisan dunia dalam bahaya.
Organisasi itu mendesak Australia mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan ekosistem terumbu karang dari perubahan iklim.
Dalam pertemuan yang akan diselenggarakan China bulan depan, badan budaya PBB berencana menambahkan ekosistem terumbu alami terbesar di dunia ini ke dalam daftar situs warisan.
Tampaknya, rencana tersebut mendapat tentangan keras dari pemerintah Australia.
Menteri Lingkungan Australia Sussan Ley mengatakan, pihaknya akan menentang proposal yang disebutnya sebagai "kebalikan dari jaminan sebelumnya dari pejabat PBB".
Great Barrier Reef memperoleh peringkat Warisan Dunia pada 1981, tetapi selama bertahun-tahun karena percepatan pemanasan global dan pengasaman laut.
Akibat dari pembakaran bahan bakar fosil, ekosistem ini telah mengalami beberapa peristiwa pemutihan dalam lima tahun terakhir.
Ketika suhu meningkat, karang akan mengeluarkan mitra simbiosisnya yaitu alga laut yang hidup di dalamnya, yang mengeluarkan warna cerah dan memberi pasokan makanan melalui fotosintesis.
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah menunjukkan bahwa jumlah peristiwa pemutihan meningkat di benua itu.
Baca Juga: Yogyakarta Ajukan Sumbu Filosofi jadi Warisan Budaya Dunia ke UNESCO
UNESCO percaya, menambahkan terumbu karang ke daftar dalam bahaya dapat membantu mengatasi ancaman terhadap ekosistem yang rapuh.
Terlepas dari ketegangan tersebut, kelompok lingkungan menyatakan perlunya upaya yang lebih baik dari pemerintah Australia untuk memerangi perubahan iklim.
Dilansir dari Independent, Rabu (23/6/2021), hal itu juga didukung kepala kelautan WWF Richard Leck yang menyoroti peristiwa pemutihan massal baru-baru ini.
Pemerintah harus membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius.
Lebih dari itu, dapat meningkatkan risiko terhadap kesehatan global, ketahanan pangan, pasokan air, keamanan manusia, dan pertumbuhan ekonomi.
Berita Terkait
-
Sejarah Hari Buku Sedunia yang Diperingati Setiap 23 April
-
Pandemi Covid-19 Berisiko Munculkan Krisis Air, Ini Pesan UNESCO
-
PBI Bali Mensosialisasikan Gerakan Berkebaya lewat "Kartini Go Surf"
-
Thailand akan Usulkan Tom Yam Menjadi Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO
-
Padang Panjang Kebut Persiapan Menuju Kota Literasi UNESCO
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
10 Kode Redeem Mobile Legends 1 Oktober: Skin Epic Valentina, Diamond Gratis, dan Token Mystic Clash
-
Redmi TV X 2026 Rilis dengan Harga Miring, Usung Layar Mini LED 85 Inci
-
25 Kode Redeem FF 1 Oktober 2025: Diamond, Bundle Firefall, dan Skin Langka Bisa Kamu Klaim Gratis!
-
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Sumenep M 6.5: Sesar Aktif Bawah Laut, Mekanisme Thrust Fault
-
5 Prompt Gemini AI Foto Pakai Hanbok ala Korea untuk Sendiri dan Pasangan, Hasil Tampak Asli
-
25 Kode Redeem FC Mobile 1 Oktober 2025: Tukarkan Hadiah Golden Goal, Elite Pack, dan Gem Sekarang
-
4 Aplikasi Edit Foto Ini Sedang Tren Sekarang, Hasil Aestetik dan Lebih Smooth dari AI!
-
Meta Rilis Fitur Akun Khusus Remaja ke Indonesia, Biar Anak Makin Aman Main Facebook
-
Facebook-Instagram Buka Suara soal Wacana Satu Orang Satu Akun Medsos di Indonesia
-
Xiaomi Rilis TWS dan Jam Edisi Emas ke Indonesia, Ini Harganya