Suara.com - Direktur Eksekutif SAFEnet, Damar Juniarto menilai, strategi pembuatan aplikasi PeduliLindungi tidak didasarkan tiga prinsip perlindungan privasi, sehingga aplikasi tersebut sifatnya seperti tambal sulam.
"Kita melihat strategi pembuatan PeduliLindungi memang tidak didasarkan pada tiga prinsip," kata Damar dalam konferensi pers virtual yang digelar Katadata, Kamis (16/9/2021).
Adapun tiga prinsip yang dimaksud adalah privacy by design, privacy by standard, data protection impact assessment.
Damar memaparkan, privacy by design artinya adalah aplikasi mesti dipikirkan bagaimana privasinya dari jauh-jauh hari sebelum dirilis ke masyarakat.
Kemudian privacy by standard dimaksudkan agar membuat standar dalam perlindungan privasi. Sementara prinsip data protection impact assessment berarti ada penilaian terkait dampak penilaian data digital.
"Nah saya rasa tiga itu yang absen dari PeduliLindungi, sehingga aplikasi itu sifatnya tambal sulam," ujarnya.
Damar tak menampik, PeduliLindungi memang kini mulai rutin untuk menambah fitur perlindungan. Sebab, setiap kali ada laporan terkait kelemahan aplikasi, developer PeduliLindungi kerap memberikan patch perbaikan.
Namun ia menilai, PeduliLindungi tetap tak bisa dikatakan bahwa itu cukup baik untuk melindungi data pengguna. Sehingga, aplikasi tersebut perlu diperhatikan dan terus diperbaiki.
"Saya rasa itu menandakan bahwa PeduliLindungi tidak bisa dikatakan bahwa itu cukup baik untuk melindungi sejak pertama kali dirilis. Sehingga ini perlu diperbaiki dan jadi perhatian," ujarnya.
Baca Juga: SAFENet: Data Pribadi di Indonesia Sudah Terlanjur Tersebar, Tak Ada Lagi Privasi
Aplikasi PeduliLindungi menjadi sorotan pada awal September ini setelah sertifikat vaksin Presiden Joko Widodo bocor ke publik. Insiden itu bisa terjadi karena PeduliLindungi diduga memiliki fitur yang memungkinkan pengguna mengakses data pribadi pengguna lain.
Berita Terkait
-
Ribuan Iklan Rokok 'Serbu' YouTube dan Anak-anak Jadi Target Utama, Aturan Pemerintah Loyo?
-
SAFEnet Ungkap Sejumlah Warga Kena Doxing Imbas Demo Agustus: Identitas Disebar Diedit DPO Polisi!
-
Ironi Penegakan Hukum: Jadi Korban Doxxing, Aktivis Khariq Anhar Justru Jadi Tersangka
-
Tarif Impor vs Kedaulatan Data: SAFEnet Peringatkan Bahaya Serius di Balik Perjanjian Dagang RI-AS
-
Perusahaan Asing Bisa Kelola Data Pribadi Warga Jika RI Ikut Kesepakatan Trump
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag
-
Varian Warna Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Usung Spek Gahar
-
POCO X8 Pro Max Lolos Sertifikasi: Usung Baterai 9000 mAh dan Chip Kencang
-
30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember: Klaim Pemutus Rekor 111-115 dan Shards