Suara.com - Pakar Keamanan Siber dari Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha mengatakan serangan ransomware yang menyasar Bank Indonesia murupakan salah satu risiko dari work from home atau kerja dari rumah.
Pratama mengungkapkan serangan ransomware yang menimpa BI ini berasal dari 16 komputer, meski belum diketahui dari mana saja para hacker yang tergabung dalam Grup Conti, yang berasal dari Rusia, itu masuk.
"Ini memang salah satu resiko WFH, perlu digital forensic untuk mengetahui mereka menyerang dari mana. Bisa saja dengan praktek phising, credential login yang lemah, atau dikarenakan pegawai mengakses sistem kantor dengan jaringan dan peralatan yang tidak aman," paparnya.
Ia melanjutkan, ransomware ini amat berbahaya karena bisa menginfeksi file dan menyebar ke semua server yang terhubung. Artinya, data lain kemungkinan kena dampak dari serangan tersebut.
Terlebih, lembaga keuangan memang banyak menjadi target yang disasar saat ini. Ia berucap, tren serangan ransomware terus meningkat setiap tahun karena semua sektor terpaksa melakukan digitalisasi lebih cepat, terutama perbankan.
"Sehingga perbankan dan lembaga keuangan, termasuk BI, akan menjadi sasaran serangan siber yang cukup terbuka di tahun-tahun mendatang. Karena itu peningkatan keamanan siber harus dilakukan oleh negara maupun swasta," ucap dia.
Pratama menjelaskan, modus dari serangan ransomware kemungkinan untuk meminta uang tebusan ke korban, menaikkan reputasi kelompok hacker, atau tindakan spionase dari negara asing. Sebab, serangan ransomware yang terjadi saat ini banyak diindikasikan berasal oleh grup hacker asal Rusia.
"Risiko yang diakibatkan oleh serangan Ransomware ini salah satunya adalah akan banyak file yang disandera dan di-encrypt. Sehingga korban mau tidak mau harus membayarnya untuk mendapatkan kunci pembuka," ujar dia.
"Kalau korban tidak membayar uang tebusan yang diminta, maka data dan sistemnya akan dirusak dan sistem tidak bisa berjalan sehingga layanan organisasi tersebut akan berhenti," lanjutnya.
Baca Juga: BSSN Benarkan Adanya Serangan Ransomware ke Bank Indonesia
Lebih lanjut, Pratama menyarankan Indonesia mesti segera mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). Ia menilai aturan ini bisa memaksa lembaga negara maupun swasta untuk menerapkan keamanan siber tingkat tinggi pada sistemnya.
"Sehingga itu bisa mengurangi kemungkinan kebocoran data," tegasnya.
Pratama sebelumnya meyakini bahwa ransomware yang menyasar BI benar adanya. Alasannya karena reputasi dari kelompok peretas Conti. Pratama memaparkan, grup Conti merupakan salah satu grup peretas yang punya reputasi mendunia.
"Sehingga jika mem-publish sesuatu, sudah pasti valid karena reputasinya dipertaruhkan," ujarnya.
Berita Terkait
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
Usut Korupsi Dana CSR BI, KPK Periksa Istri Polisi untuk Lancak Aset Tersangka Anggota DPR
-
Data Uang Nganggur di Pemda Berbeda, BI: Itu Laporan dari Bank Daerah
-
BI: Waspadai Inflasi Akhir Tahun, Harga Pangan Mulai Melonjak
-
Waduh, Potensi Kerugian Akibat Serangan Siber Tembus Rp 397,26 Kuadriliun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 15 November 2025, Klaim Bundle dan Emote Eksklusif Gratis
-
Youth Economic Summit 2025 : Perkembangan Transformasi Media Manfaatkan Kecanggihan Teknologi
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 15 November 2025, Gratis Icon 108+ dan Belasan Ribu Gems
-
Red Dead Redemption Hadir di Konsol Modern dan Mobile Mulai 2 Desember
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
-
5 HP Memori Besar Paling Murah November 2025 di Bawah Rp 2 Jutaan, Performa Ngebut Anti Ngelag!
-
5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
-
5 Tablet 11 Inci Paling Murah untuk Produktivitas, Harga Mulai Rp1 Jutaan
-
5 Tablet Anak dengan Fitur Parental Control, Aman untuk Main Sekaligus Belajar
-
Oppo Perkenalkan Apex Guard: Standar Baru Kualitas Smartphone, Debut di Find X9 Series