Suara.com - Toshiba berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ke ribuan karyawan. PHK massal ini berdampak pada 4.000 orang dengan menawarkan paket pensiun dini.
Badai PHK ini dilakukan di tengah restrukturisasi Toshiba setelah delisting dan perubahan kepemilikan senilai 13 miliar Dolar AS atau Rp 208 triliun ke Japan Industrial Partners.
Perusahaan elektronik asal Jepang itu juga sudah melakukan potong gaji pada karyawannya. Bahkan Toshiba turut berencana untuk melebur dua kantor pusatnya di Tokyo dan Kawasaki, menjadi satu saja di Kawasaki.
Selain itu, Toshiba juga akan mengurangi jumlah divisi staf sebesar 20 persen pada akhir tahun fiskal 2024.
Efisiensi ini menjadi upaya Toshiba untuk menargetkan margin laba operasional sebesar 10 persen di tahun fiskal 2026, sebagaimana dikutip dari The Register, Rabu (22/5/2024).
Rencana revitalisasi tersebut menguraikan bahwa empat anak perusahaan utama yang beroperasi di bidang bisnis, termasuk energi dan infrastruktur, akan digabungkan. Sehingga mereka melebur dan menjadi "One Toshiba".
Toshiba turut mengubah strategi bisnis. Dari yang awalnya fokus pada produksi perangkat elektronik akan mengubahnya ke semikonduktor electronic vehicle, produk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), energi terbarukan, dan teknologi kuantum.
Rumornya, Taro Shimada selaku Presiden Toshiba mengaku kalau efisiensi ini dilakukan agar perusahaan bisa tetap bertahan selama 100 tahun ke depan.
Menurut Shimada, rencana pensiun dini akan ditawarkan pada karyawan yang berusia 50 tahun ke atas, dengan sebagian besar PHK terjadi di bagian back-office. Efisiensi ini harus selesai pada akhir November 2024.
Baca Juga: Jelang Diblokir Amerika, TikTok Akan PHK Massal Karyawan di Seluruh Dunia
Toshiba adalah perusahaan elektronik yang didirikan tahun 1875. Namun dalam satu dekade terakhir perusahaan ini kerap mengalami skandal.
Di tahun 2015 misalnya, Toshiba memiliki insiden akuntansi. Ada pula rumor kalau manajemen perusahaan bekerja sama dengan Menteri Perdagangan Jepang untuk menindas pemegang saham yang memiliki hak suara.
Berita Terkait
-
Jelang Diblokir Amerika, TikTok Akan PHK Massal Karyawan di Seluruh Dunia
-
Jelang Jokowi Lengser, Sejumlah Perusahaan Diam-diam Mau PHK Massal
-
Diminta Balik: Elon Musk Pekerjakan Kembali Mantan Karyawan Supercharger Team
-
Tesla Kembali Pangkas Karyawan, 600 Orang Terkena PHK!
-
Tesla Pekerjakan Kembali Karyawan yang Terkena PHK
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
5 HP RAM 16 GB Rp2 Jutaan, Murah tapi Spek Gahar Kecepatan Super
-
Motorola Edge 70 Tersedia di Pasar Asia: Bodi Tipis 6 mm, Harga Lebih Murah
-
Mengatasi Tampilan Terlalu Besar: Panduan Mengecilkan Ukuran di Komputer
-
Deretan Karakter Game di Film Street Fighter 2026: Ada 'Blanka' Jason Momoa
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 15 Desember 2025, Klaim Dream Dive Animation Gratis
-
Spesifikasi Oppo Reno 15c: Resmi dengan Snapdragon 7 Gen 4, Harga Lebih Miring
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 15 Desember 2025, Klaim Desailly OVR 105 Gratis
-
8 Tablet Murah Terbaik untuk Kerja Desember 2025, Mulai Rp1 Jutaan!
-
Bye-Bye Wi-Fi! 5 Tablet RAM 8GB Terbaik Dilengkapi dengan SIM Card, Kecepatan Ngebut!
-
Baru Rilis, Game Where Winds Meet Sudah Tembus 15 Juta Pemain