Suara.com - Banjir informasi di era digital tak ubahnya tsunami yang bisa menenggelamkan akal sehat.
Di tengah maraknya misinformasi dan disinformasi yang menyebar secepat kilat, integritas media massa diuji habis-habisan.
Situasi genting inilah yang menjadi sorotan utama dalam forum diskusi yang digelar oleh Bisnis Indonesia di Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta, pada hari Kamis (21/8/2025).
Para pakar dari berbagai bidang, mulai dari Dewan Pers, Kominfo, Google, BBC Media Action, hingga Koordinator Cek Fakta, berkumpul untuk membongkar betapa berbahayanya "penyakit" salah informasi yang kini menggerogoti masyarakat.
"Bagaimana tidak, data yang diungkap menunjukkan rata-rata orang Indonesia bisa menghabiskan 7 hingga 11 jam sehari hanya untuk berselancar di media sosial, menjadi sasaran empuk konten-konten yang belum tentu benar," jelas Research Manager BBC Media Action, Rosiana Eko.
Prof. Komaruddin Hidayat dari Dewan Pers membuka diskusi dengan sebuah analogi lawas yang menohok.
Ia mengingatkan publik pada sinetron legendaris "Siti Nurbaya", di mana tokoh antagonis Datuk Maringgi begitu dibenci penonton hingga sang aktor, HIM Damsyik, ikut dimusuhi di dunia nyata.
"Masyarakat mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang dilihat dan didengar lewat media. Padahal itu bisa jadi misinformasi," ungkap Prof. Komaruddin.
Menurutnya, fenomena ini adalah cerminan dari era "post truth", di mana kebenaran objektif kalah pengaruh dengan emosi dan keyakinan personal. Jika dulu hanya sebatas sinetron, kini ancamannya jauh lebih nyata dengan teknologi AI.
Baca Juga: DPRD DKI Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional, Transaksi Lebih Cepat, Aman, dan Efisien
Situasi semakin pelik karena banyak yang tidak sadar bahwa mendapatkan informasi yang sehat adalah hak asasi manusia.
Hal ini ditegaskan oleh Helena Rea dari BBC Media Action yang menyebut perjuangan melawan disinformasi sudah ada sejak zaman kuno.
"Ada satu filsuf yang mati minum racun karena gara-gara misinformasi dan disinformasi, yaitu Sokrates," tuturnya. Sokrates, yang dianggap merusak pikiran anak muda dengan mengajak mereka berpikir kritis, akhirnya dihukum mati akibat provokasi dan informasi yang dipelintir oleh lawan-lawannya.
Kisah tragis ini, menurut Helena, menjadi pengingat bahwa dampak misinformasi bukan main-main.
"Kita punya tanggung jawab untuk memberikan informasi yang paling tidak, jangan negatif-negatif kalilah," tegasnya.
Reporter: Maylaffayza Adinda Hollaoena
Berita Terkait
-
Pertamina Manfaatkan Kekuatan Media Digital untuk Edukasi dan Transparansi Energi
-
Apa Itu Simantek.id? Platform SaaS Bisnis Digital Lengkap dengan Layanan Server
-
XLSMART Sasar Pelajar dan UMKM Lewat Program Teman Pintar, Genjot Literasi Digital
-
Telkomsel Hadirkan Film Pendek Eksklusif di MyTelkomsel App Lewat Fitur 'MyTelkomsel Short Movie'
-
PPATK Buka Opsi Blokir E-Wallet Nganggur
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
-
POCO M8 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia, HP Murah Anyar dengan Baterai Jumbo
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 November: Raih Glorious 107-115 dan Ribuan Gems
-
5 Rekomendasi Tablet Gaming Terbaik 2025, Performa Selevel Konsol
-
Honor Watch X5 Rilis sebagai Pesaing Redmi Watch: Harga Terjangkau dengan GPS
-
Rover NASA Temukan Batu Misterius di Mars, Diduga Berasal dari Luar Planet
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
POCO X8 Pro Siap Masuk ke Indonesia: Usung Chipset Kencang, Skor AnTuTu Tinggi
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Vivo X200T Muncul di Database IMEI, Pakai Kamera Zeiss