Tekno / Internet
Sabtu, 08 November 2025 | 16:05 WIB
Starlink (x.com/elonmusk)
Baca 10 detik
  • Starlink membantu menghadirkan internet cepat ke daerah terpencil Indonesia dan melengkapi jaringan darat yang belum menjangkau wilayah pedesaan.
  • Harga perangkat dan langganan Starlink masih jauh lebih mahal dibandingkan layanan FWA lokal, sehingga sulit dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah.
  • Pemerintah dan operator lokal terus memperluas layanan FWA murah, sementara harapan tetap ada agar Starlink menurunkan harga demi konektivitas yang lebih inklusif.

Untuk langganannya pun tak murah karena paket paling murah Starlink Residensial Lite dihargai Rp 479 ribu per bulan, dua kali lipat dari paket FWA lokal yang umumnya di bawah Rp 300 ribu.

Ilustrasi internet. [fancycrave1/Pixabay]

“Kesenjangan harga ini jelas terasa, apalagi jika dibandingkan dengan rata-rata gaji bulanan masyarakat Indonesia,” tambah dia.

Tak heran, bagi banyak rumah tangga di desa, Starlink masih terasa seperti barang mewah.

Meski begitu, kehadirannya melengkapi peran jaringan lokal.

Starlink fokus menjangkau daerah tanpa sinyal, pemerintah dan operator lokal terus memperluas jangkauan internet darat lewat FWA murah.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bahkan sudah menyiapkan spektrum baru 80 MHz di pita 1,4 GHz untuk layanan FWA dengan harga Rp 100–150 ribu per bulan. 

Operator seperti Surge dan MyRepublic siap meluncurkannya dalam waktu dekat.

Meski kini masih tergolong mahal, ada harapan harga Starlink bisa turun di masa depan.

Di beberapa negara seperti AS, Kanada, Australia, dan Zimbabwe, perusahaan sudah menurunkan harga kit Starlink Mini dan biaya langganan bulanan.

Baca Juga: Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya

Kesuksesan Starlink di Indonesia nantinya akan bergantung pada seberapa cepat mereka bisa menghadirkan layanan yang lebih terjangkau,.

Load More