Tekno / Sains
Selasa, 02 Desember 2025 | 18:50 WIB
Ilustrasi anjing peliharaan (Pexels)

Suara.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa sebagian besar anjing modern ternyata masih menyimpan jejak DNA serigala dalam jumlah kecil.

Temuan ini menunjukkan bahwa persilangan antara anjing dan serigala tidak hanya terjadi pada masa domestikasi puluhan ribu tahun lalu, tetapi juga berlangsung beberapa ribu tahun setelahnya. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal PNAS.

Mengutip Live Science (26/11/2025), para peneliti menemukan bahwa DNA serigala yang muncul dalam genom anjing modern bukanlah sisa dari perpecahan awal antara serigala dan anjing sekitar 20.000 tahun lalu.

Sebaliknya, DNA tersebut berasal dari kawin silang yang terjadi sekitar 900 generasi anjing yang lalu, atau kira-kira 2.600 tahun.

Pada masa itu, anjing telah lama menjadi hewan peliharaan, menunjukkan bahwa hubungan genetik antara kedua spesies masih berlanjut jauh setelah domestikasi.

Dalam studi yang melibatkan hampir 2.700 genom anjing dan serigala dari masa Pleistosen akhir hingga era modern, peneliti menelusuri pola evolusi dan aliran gen kedua spesies.

Sampel tersebut mencakup 146 DNA kuno, 1.872 anjing modern dari berbagai ras, serta sekitar 300 anjing kampung atau village dogs yang hidup bebas di sekitar manusia.

ilustrasi serigala abu-abu (pexels.com/patrice schoefolt)

Dari analisis tersebut, setidaknya 264 ras anjing modern diketahui memiliki sisa DNA serigala, meski sebagian besar hanya berkisar antara 0 hingga 5 persen.

Dua ras yang paling “serigala” adalah Czechoslovakian wolfdog dan Saarloos wolfdog, yang memang dikembangkan melalui persilangan langsung dengan serigala pada abad ke-20. Namun, pola ini bukan satu-satunya. Anjing penjaga dan anjing pekerja besar dari kawasan Asia Tengah dan wilayah Arktik juga cenderung memiliki persentase DNA serigala yang lebih tinggi.

Baca Juga: Studi: Banyak Makanan Anjing Rumahan Tidak Penuhi Kebutuhan Gizi

Sebaliknya, beberapa ras besar seperti bullmastiff dan Saint Bernard justru tidak menunjukkan tanda-tanda pewarisan gen serigala sama sekali.

Menariknya, ras kecil seperti Chihuahua memiliki jejak DNA serigala sekitar 0,2 persen, meski ukurannya sangat jauh berbeda dari leluhur liarnya.

Studi ini juga menemukan bahwa setiap anjing kampung yang diuji mengandung DNA serigala. Para ilmuwan menduga bahwa sifat-sifat tertentu yang berasal dari serigala, terutama kemampuan penciuman, membantu anjing-anjing ini bertahan hidup di lingkungan yang keras dan tidak stabil.

Dalam genom mereka, bagian yang paling sering teridentifikasi sebagai peninggalan serigala adalah gen-gen yang berperan dalam indera penciuman.

Meskipun anjing dan serigala dapat kawin dan menghasilkan keturunan hibrida, perilaku keduanya sangat berbeda. Serigala hidup dalam kelompok keluarga, sedangkan anjing lebih bergantung pada manusia.

Biasanya, kawin silang terjadi saat aktivitas manusia, seperti perluasan pemukiman dan perburuan, mengacaukan struktur kawanan serigala.

Load More