Suara.com - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berhasil mencetak kinerja gemilang di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Presiden Direktur Antam, Nicolas D Kanter, bersama Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Arianto Sabtonugroho berbagi cerita di acara Meet The CEO yang digagas Suara.com dan IDNFinancials.com tentang strategi Antam mengelola peluang di tengah tantangan.
Bagaimana Antam memandang situasi ekonomi saat ini, apakah memilih situasi ekonomi tidak pasti namun harga emas naik, atau ekonomi stabil namun harga emas landai?
Nico Kanter:Kalau bicara kepentingan perusahaan, saya pribadi tentu menikmati situasi saat ini. Walaupun ekonomi global agak volatile, harga emas yang melonjak justru membawa berkah bagi Antam. Tapi sebagai bagian dari bangsa, kita berharap situasi ini bisa balance, demi kebaikan negara secara keseluruhan.
Apakah lonjakan harga emas ini sudah sesuai dengan prediksi Antam?
Kalau melihat ke belakang, tahun lalu kita sempat mengalami tantangan besar karena izin RKAB keluar sangat lambat, bahkan ada yang baru di kuartal empat. Tapi justru dari situ kita belajar, tantangan itu kami jadikan peluang.
Berkahnya, harga emas melonjak dan kontribusinya terhadap pendapatan Antam mencapai 80%. Alhasil, laba bersih Antam tumbuh 25% tahun lalu, pencapaian tertinggi sepanjang sejarah.
Bagaimana kinerja kuartal pertama tahun ini?
Arianto Sabtonugroho:
Kinerja kuartal pertama memang jauh di atas ekspektasi. Tahun ini semua lini bisnis bergerak sejak awal karena izin RKAB sudah dipegang sejak awal tahun. Permintaan emas juga melonjak karena sentimen geopolitik dan geokonomi. Volume penjualan emas bahkan menyentuh 13,7 ton di kuartal pertama.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Masa Kejayaan Uang Kertas Sudah Berakhir
Apakah Antam akan merevisi target 2025?
Arianto Sabtonugroho:
Secara resmi tidak ada revisi, namun secara internal kami melakukan proyeksi ulang sesuai kondisi pasar. Untuk nikel, kami mengajukan peningkatan kuota produksi hingga 21 juta wet metric ton. Untuk emas, proyeksinya bisa tembus hampir 60 ton jika tren permintaan berlanjut.
Apakah tren harga emas akan terus naik?
Nico Kanter:
Secara tren, analis internasional melihat harga emas masih akan naik di 2025. Tapi kami juga harus realistis, tidak boleh terlena. Kami terus optimalkan produksi dan layanan, termasuk peluncuran brankas digital Logam Mulia.
Apakah Antam akan meningkatkan dividen?
Nico Kanter:
Kebijakan dividen tentu akan dibahas dengan pemerintah. Biasanya pemerintah minta setinggi mungkin. Tapi kami berharap ada ruang bagi Antam untuk menahan sebagian laba demi mendukung agenda pertumbuhan dan investasi ke depan.
Apakah ada rencana ekspansi ke tambang emas baru?
Nico Kanter:
Tentu saja. Pongkor hanya menyisakan 2-3 tahun produksi, jadi kami harus bergerak cepat mencari cadangan baru. Kami juga menjajaki kerja sama dengan Freeport untuk suplai hingga 50 ton emas.
Bagaimana pengembangan ekosistem nikel Antam?
Nico Kanter:
Kami sudah bergerak dari hulu sampai hilir, termasuk proyek baterai dan daur ulang. Tapi kami sadar tidak bisa mengerjakan semuanya sendiri. Ini adalah permainan rantai pasok global. Yang penting, Indonesia harus menguasai sumber daya nikel agar punya posisi tawar yang kuat di pasar dunia.
Apa saran Antam untuk anak muda yang ingin mulai berinvestasi?
Arianto Sabtonugroho:
Diversifikasi adalah kunci. Harus ada yang sifatnya safe haven seperti emas, tapi juga perlu investasi yang berpotensi tumbuh lebih tinggi. Emas cocok untuk jangka panjang, apalagi jika melihat tren historis yang selalu mengalahkan inflasi.
Bagaimana profil pembeli emas di Antam saat ini?
Nico Kanter:
Yang menarik, sekarang pembelinya tidak hanya ibu-ibu. Data terbaru menunjukkan 57% pembeli adalah perempuan, dan hampir 20% berasal dari generasi milenial dan zilenial. Artinya, kesadaran investasi emas di kalangan muda semakin meningkat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
Terkini
-
Tatang Yuliono, Bangun Koperasi Merah Putih dengan Sistem Top Down
-
Reski Damayanti: Mengorkestrasi Aliansi dalam Perang Melawan Industri Scam
-
Andi Fahrurrozi: Engineer Dibajak Timur Tengah saat Bisnis Bengkel Pesawat Sedang Cuan
-
Dewa Made Susila: Pasar Otomotif Sudah Jenuh, Saatnya Diversifikasi
-
Wawancara Khusus Jenderal Dudung: Buka-Bukaan Kontroversi KPR Prajurit TNI AD Rp586,5 Miliar
-
Nirwala Dwi Heryanto: Orang yang Jatuh Cinta Paling Mudah Kena Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai
-
Penuh Tantangan, Ketua KPU Beberkan Dinamika Pemilu 2024 hingga Polemik Pengadaan Private Jet
-
Wawancara Eksklusif: Bro Ron Lawan Kaesang dengan Politik 'Akar Rumput', Bukan Modal Duit
-
SVP Bullion Business BSI: Emas Tak Lagi Harus Disimpan di Rumah
-
Eksklusif: Duta Besar Iran Bicara Gencatan Senjata, Serangan Balasan, dan Masa Depan Konflik