Suara.com - Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat (AS) di sepanjang 2013 mencapai $ 27.97 miliar. Nilai tersebut merupakan yang tertinggi di sepanjang sejarah hubungan bilateral kedua negara. Nilai total perdagangan tersebut meningkat 7,58% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai $ 25,99 miliar. Data ini dilansir secara resmi oleh US Department of Commerce pada 7 Februari 2014.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi pada saat pelaksanaan Konferensi pers hari ini (Rabu, 12/2) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
"Ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2013 tercatat sebesar $ 18,88 miliar atau naik 4,89% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai $ 17,99 miliar. Produk nonmigas masih mendominasi ekspor Indonesia ke AS tahun ini dengan nilai $ 17,99 miliar. Ekspor nonmigas tersebut mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,88%. Sementara itu, impor Indonesia dari AS pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 13,65% dengan nilai $ 9,09 miliar,” jelas Bayu Krisnamurthi, seperti dilansir laman Kementerian Perdagangan, Rabu (12/2/2014).
Wamendag menyampaikan bahwa berdasarkan data US Department of Commerce, terdapat empat produk ekspor Indonesia ke AS dengan nilai di atas $ 1 miliar yang mengalami pertumbuhan positif, yaitu pakaian tenun dengan nilai $ 2,25 miliar atau naik 5,94%; mesin listrik dengan nilai $ 1,58 miliar atau naik 2,34%; alas kaki dengan nilai $ 1,15 miliar atau naik 22,8%; serta ikan dan seafood dengan nilai $ 1,03 miliar atau naik 14,43%.
Sebagai catatan, total perdagangan 10 negara ASEAN dengan AS pada tahun 2013 mencapai $ 205,95 miliar atau naik 3,84%. Di antara negara ASEAN tersebut, Indonesia menempati urutan ke-5 terbesar sebagai negara mitra dagang AS. Negara ASEAN yang melakukan perdagangan terbesar dengan AS adalah Singapura dengan nilai $ 48,55 miliar (turun 4,35%), Malaysia $ 40,29 miliar (naik 3,91%), Thailand $ 37,99 miliar (naik 2,7%), dan Vietnam $ 29,66 miliar (naik 19,17%).
“Peningkatan perdagangan ini merupakan tren yang baik, mengingat situasi perdagangan global yang belum pulih 100%. Kondisi ini juga menunjukkan sudah terjadi pemulihan ekonomi di AS,” jelas Bayu.
Berita Terkait
-
Politisi PDIP Samakan Transfer Data ke AS dengan Konflik Iran-Israel: Sama Saja Jual Rakyat!
-
Geger Kesepakatan Dagang RI-AS, Ini 5 Fakta Panas di Balik Rencana 'Obral' Data Pribadi WNI ke AS
-
Transaksi GIIAS 2022 Tembus Rp 10 Triliun, Penjualan xEV Mencapai Rekor Tertinggi
-
Lampaui Target, Nilai Perdagangan Indonesia-Vietnam pada 2021 Capai Rp172,2 Triliun
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Pendapatan Negara Seret, Bahlil Pertimbangkan Segera Buka Lagi Freeport
-
Sebut Bukan Urusannya! Menkeu Purbaya Lempar Bola Panas Redenominasi ke Bank Sentral
-
Revitalisasi Terminal 1C Rampung, Kapasitas Bandara Soetta Bertambah 96 Juta Orang
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
8 Ide Usaha Modal Rp 500 Ribu Paling Kreatif untuk Pemula dan Pelajar
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Bos Pertamina Sebut Negosiasi Shell dan Vivo Soal Pembelian BBM Murni Masih Jalan
-
Bos Pertamina Telah Cek 560 SPBU Jatim, Hasilnya Diklaim Nggak Ada Masalah
-
Asabri Perluas Layanan Klaim Dana Pensiun Jadi 1.900 Titik
-
TKI Jadi Incaran Para Penipu Online, Dana Rp 7,1 Triliun Hilang