Suara.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah segera memutuskan status PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sebagai BUMN, setelah beralih ke tangan Indonesia sejak November 2013.
Hatta mengatakan sebelum penetapan status BUMN tersebut, saat ini sedang dilakukan pembenahan yang tertunda dalam tubuh perusahaan terkait status otoritas asahan serta hal-hal teknis mengenai "smelter" PT Inalum.
"Inalum saat ini 100 persen sudah menjadi bagian 'share' Indonesia, saat ini sedang dalam masa transisi menuju bentuk BUMN baru," ujarnya seusai rapat koordinasi membahas Inalum di Jakarta, Kamis, (5/3/2014) seperti dikutip Antara.
"Kita menyelesaikan hal-hal terkait 'sharing cost' serta kemudian lahan nanti kalau ada pengakhiran tugas otoritas asahan. Status tersebut kita minta dituntaskan satu tim yang akan menuntaskan masalah tertunda dan tetap sesuai 'masterplan' dari Kemenperin," tuturnya.
Setelah itu, pemerintah akan menyiapkan aturan teknis untuk mengesahkan PT Inalum sebagai BUMN berupa penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) yang perumusannya segera selesai dalam waktu dekat.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan setelah penetapan status hukum PT Inalum telah jelas, maka kemungkinan perusahaan pengolahan alumina ini akan menambah investasi senilai 700 juta dolar AS melalui penawaran saham perdana (IPO) atau penyertaan modal negara.
"Perkiraan investasi baru 700 juta dolar Amerika, ini nanti di masa kerja BUMN baru. Tapi sekarang status hukumnya ditetapkan dulu," ucapnya.
Ia memastikan penetapan hukum PT Inalum menjadi BUMN harus segera diputuskan agar perusahaan tersebut dapat memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan ketika kepemilikan berada di tangan Jepang.
"Ini upaya pemerintah untuk menetapkan semuanya secara hukum agar Inalum menjadi lebih baik ketimbang ketika dipegang Jepang yang sudah baik dalam manajemennya," ujarnya.
Hidayat mengharapkan dengan pembenahan dalam berbagai bidang termasuk segi hukum, maka kapasitas produksi PT Inalum dapat meningkat dari sebelumnya sebesar 225 ribu ton menjadi 400 ribu ton.
"Jangan sampai setelah 30 tahun dikelola pihak asing, kemudian kembali ke kita, kinerjanya menurun. Itu yang harus kami jaga sepenuhnya," tukasnya.
Berita Terkait
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
-
Bongkar Strategi BUMN Migas Jaga Kepercayaan Investor Asing
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya
-
Apakah Gaji 3 Juta Bisa Beli Rumah KPR? Simak Penjelasan dan Skema Cicilannya
-
6 Ide Usaha Sampingan di Masa Pensiun Agar Tetap Produktif dan Bahagia
-
Langkah Keliru Danantara: Akuisisi Hotel di Mekkah Dinilai Berisiko dan Tabrak Mandat Investasi
-
Harga Cabai Rawit di Papua Pedas, Tembus Rp125 Ribu/Kg
-
Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun