Suara.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menilai, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap kurs mata uang asing akhis-akhir ditopang oleh makin sehatnya fundamental ekonomi, yaitu berlanjutnya moderasi pertumbuhan ekonomi, dan membaiknya neraca perdagangan dan neraca finansial.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, dalam siaran persnya mengenai hasil RDG BI, Kamis (13/3/2014) mengemukakan, pada Februari 2014, rupiah ditutup di level Rp11.609 per dollar AS, menguat 5,18% dibandingkan dengan level akhir Januari 2014. Secara rata-rata, rupiah Februari 2014 tercatat Rp11.919 per dollar AS, menguat 2,02% dibandingkan dengan rata-rata rupiah pada Januari 2014 sebesar Rp12.160 per dollar AS.
“Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya, dan didukung berbagai upaya untuk meningkatkan pendalaman pasar valas,” jelas Tirta.
Tirta Segara juga menyampaikan, RDG BI memandang bahwa moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan semula, akibat lebih terbatasnya pengaruh pelaksanaan Pemilu dibandingkan dengan dampak di periode-periode Pemilu sebelumnya, serta berjalannya transmisi kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah.
Menurut Tirta Segara, ke depan, Bank Indonesia memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mencatat surplus, akibat membaiknya ekspor yang didorong oleh naiknya permintaan dari negara mitra dagang, serta terkendalinya impor sejalan dengan moderasi permintaan domestik.
“Bank Indonesia berkeyakinan bahwa defisit transaksi berjalan 2014 dapat ditekan di bawah 3,0% dari PDB. Sementara itu, dari neraca finansial, aliran masuk modal asing diperkirakan terus membaik dipengaruhi prospek ekonomi domestik yang semakin sehat,” papar Tirta.
BI mencatat, hingga Februari 2014, aliran masuk portfolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai Rp 34,6 triliun. Dengan perkembangan positif tersebut, cadangan devisa Indonesia pada Februari 2014 meningkat menjadi 102,7 miliar dolar AS, yang setara 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Sahamnya Terbang Hampir Tembus Rp 100, Bos Garuda Indonesia: Lazim
-
Faktor Musiman, Minat Pembelian Apartemen di Jakarta Masih Stabil
-
Guru Penanggung Jawab MBG Dapat Insentif 100 Ribu per Hari, Ini Regulasinya
-
Gen Z Ogah Jadi Akuntan, Masa Depan Profesi di Ujung Tanduk
-
Sempat Demam, Rupiah Mulai Pulih di Level Rp16.673 terhadap Dolar AS
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Perdagangan Selasa Pagi
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Bank Mandiri Salurkan Rp 31,79 Triliun KUR ke 273.045 UMKM
-
Akhir Bulan September, Cek Rincian Bunga Deposito Dolar di BNI, Mandiri dan BNI
-
Ancam Kirim Kejaksaan & KPK, Prabowo Beri Waktu 4 Tahun ke Danantara untuk 'Bersihkan' BUMN