Suara.com - Ekonomi Amerika Serikat telah bangkit dari cuaca musim dingin yang parah karena kegiatan usaha meningkat di sebagian besar daerah. Demikian hasil survei yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika alias The Fed.
Dalam Beige Book terbaru The Fed, yang pengukur ekonomi di 12 daerah dalam dua bulan terakhir, sepuluh distrik menunjukkan pertumbuhan "sedang atau moderat", sementara Cleveland dan St Louis melaporkan penurunan.
Chicago melaporkan bahwa pertumbuhan telah meningkat, sementara New York dan Philadelphia menunjukkan kegiatan usaha telah pulih dari penurunan yang berhubungan dengan cuaca pada awal tahun.
Laporan terbaru menegaskan pandangan The Fed pada awal Maret bahwa ekonomi AS dipengaruhi oleh cuaca musim dingin yang parah dari Januari hingga awal Februari, tetapi prospeknya tetap optimis.
The Fed merilis Beige Book delapan kali dalam setahun untuk memberikan gambaran perekonomian lokal dan diperbarui dua minggu sebelum setiap pertemuan kebijakan moneter. Pembuat kebijakan The Fed akan bertemu pada 29 April untuk memutuskan apakah akan melanjutkan pengurangan kembali pembelian obligasinya karena pemulihan ekonomi pada pijakan yang semakin kuat.
Belanja konsumen meningkat di sebagian besar distrik, karena kondisi cuaca membaik dan lalu lintas pejalan kaki kembali. Sektor transportasi secara umum menguat dengan volume pelabuhan yang lebih tinggi dan angkutan truk meningkat.
Manufaktur meningkat di sebagian besar distrik, dan beberapa dari mereka melaporkan dampak cuaca musim dingin yang kurang parah daripada awal tahun ini.
Harga rumah naik moderat dan tingkat persediaan tetap rendah. Konstruksi perumahan meningkat di beberapa daerah dan konstruksi komersial juga menguat.
Kondisi pasar tenaga kerja beragam tetapi umumnya positif. Pengusaha di New York, Cleveland, Richmond, Chicago, Kansas City dan Dallas melaporkan kesulitan menemukan pekerja terampil.
Di sebagian besar distrik, tekanan upah umumnya digambarkan sebagaimana tercantum atau minimal. Harga sebagian besar stabil, dengan laporan yang tersebar meningkat.
Gubernur Bank Sentral Janet Yellen mengatakan bahwa prospek Fed saat ini untuk melanjutkan, pertumbuhan moderat sedikit berubah dari musim gugur yang lalu, dan bagian penting dari pelemahan baru-baru ini adalah terkait cuaca. (Antara/Xinhua)
Berita Terkait
-
Sebut Bukan Urusannya! Menkeu Purbaya Lempar Bola Panas Redenominasi ke Bank Sentral
-
Tensi Dagang Masih Panas, IMF Minta Negara Hati-hati Kelola Uang
-
Trump Pecat Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, Terakhir Kerja Musim Gugur Ini
-
Sri Mulyani: Geopolitik Memanas, Bank Sentral Dunia Dihadapkan Dilema Suku Bunga
-
Bank Sentral Bakal PHK 24.000 Pegawai, Ini Pemicunya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Jaring Investor AS, MedcoEnergi (MEDC) Resmi Diperdagangkan di OTCQX
-
BUMN Dapen Jamin Transparansi Pengelolaan Dana
-
MNC Bank-Nobu Batal Kawin, OJK: Harapannya Tetap Fokus Target Pertumbuhan
-
BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia
-
Daftar Rincian Diskon Tarif Transportasi untuk Libur Akhir Tahun
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Bukan Hanya Harga Tinggi, Ini Faktor Lain yang Bikin KPPU Curiga Ada Kartel
-
Permata Bank Klaim Telah Turunkan Bunga Kredit, Tapi Hanya Segmen Tertentu
-
Uang Beredar M2 RI Melambat di Oktober 2025: Likuiditas Makin Ketat?
-
Kemenkeu Ungkap Alasan Pemda Lambat Belanja, Dana Mengendap di Bank Tembus Rp 244 T