Suara.com - Laba operasional Standard Chartered di kuartal pertama tahun ini anjlok karena melemahnya mata uang di sejumlah negara berkembang serta turunnya bisnis di industri keuangan.
Penurunan laba itu sudah sesuai dengan prediksi manajemen Standard Chartered. CEO Peter Sands pernah mengungkapkan, manajemen menunda rencana untuk meningkatkan pemasukan 10 persen. Menurut Sands, Standard Chartered akan mengkaji lagi bisnisnya di sejumlah negara berkembang yang tidak terlalu menguntungkan.
“Kondisi pasar yang sulit yang dimulai sejak tahun lalu masih terus berlanjut ke kuartal pertama 2014 dan kemungkinan masih berlanjut pada April dan Mei,” demikian keterangan tertulis manajemen.
Saham Standard Chartered anjlok 0,1 persen di bursa saham Hongkong ke level 168,5 dolar Hongkong. Pelemahan mata uang rupee di India dan Rupiah di Indonesia telah memangkas pemasukan Standard Chartered. Pemasukan dari industri keuangan turun 16 persen.
Di Korea, Standard Chartered sudah menjual dua unit usaha keuangan setelah mencatat penurunan laba yang pertama kali dalam satu dekade. Laba Standar Chartered di Korea Selatan merosot 110 juta dolar Amerika dibandingkan tahun lalu. (Bloomberg)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
1.556 Pinjol Ilegal Sudah Ditutup Sepanjang Tahun 2025
-
Sektor Industri dan Keuangan Dituntut Gerakan Aksi Udara Bersih
-
IHSG Terancam Koreksi, Wall Street Terguncang Imbas Ancaman Trump ke China
-
Harga Emas Naik Tipis Senin Ini: Antam Rp 2.414.000 per Gram, Galeri 24 2,3 Jutaan
-
Pakar Pangan Menilai Harga Gabah di Masa Pemerintahan Prabowo Menyenangkan
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara