Suara.com - Argentina hanya punya waktu kurang dari dua minggu hingga 30 Juli 2014 untuk mencapai kesepakatan dengan pemegang obligasi atau pengadilan Amerika Serikat mengabulkan permohonan untuk melakukan restrukturisasi pembayaran obligasi yang jatuh tempo.
Bulan lalu, Argentina sebenarnya sudah bersedia untuk membayar bunga obligasi yang jatuh tempao. Namun, hakim pengadilan Amerika Serikat Thomas Griesa menolak pembayaran itu dan memerintahkan Argentina untuk juga membayar utang obligasi sebesar 1,5 miliar dolar Amerika. Pengadilan Amerika memberikan waktu selama 30 hari bagi Argentina untuk membayar utangnya itu atau kebangkrutan akan ada di depan mata.
Ada tiga opsi yang mungkin akan terjadi dalam dua minggu ke depan. Opsi pertama, Argentina akan mencapai kesepakatan dengan pemegang obligasi, termasuk biliuner Paul Singer dari NML Capital Ltd yang menggugat Argentina ke pengadilan di Amerika. Opsi ini dinilai sebagai skenario terbaik untuk investor.
“Opsi ini akan memberikan Argentina akses ke pasar kredit internasional. Opsi itu juga akan mengurangi tekanan kepada peso dan meningkatkan cadangan devisa internasional,” kata Mauro Roca, ekonom senior dari Goldman Sach Group Inc di New York.
Opsi kedua adalah, pengadilan mengeluarkan perintah untuk melanjutkan negosiasi. Opsi ini akan memberikan waktu tambahan bagi Argentina untuk bernegosiasi dengan pemegang obligasi. Peluang untuk mencapai kesepakatan juga makin besar.
Sedangkan opsi terakhir adalah tidak ada kesepakatan dengan pemegang obligasi dan pengadillan tidak mengeluarkan surat untuk melanjutkan negosiasi. Apabila opsi ini yang terjadi maka Argentina akan mngalami gagal utang atau default.
Opsi ini juga akan membuat nilai obligasi Argentina anjlok menjadi 50 sen terhadap dolar. Apabila Argentina gagal membayar utang, maka pertumbuhan negara itu akan melambat dan pelarian dolar ke luar negeri semakin meningkat.
Analis menilai, opsi gagal bayar merupakan opsi yang salah. Karena, negara dengan status gagal bayar akan membuat perusahaan yang ada di negara tersebut bangkrut, terjadi resesi dan juga angka pengangguran melonjak ditambah dengan inflasi. Dampak lain yang tidak kalah buruk adalah nilai tukar mata uang yang anjlok sehingga bisa membawa Argentina ke jurang kebangkrutan.
Argentina punya catatan buruk soal utang luar negeri. Pada 2001, negara ini tidak mau membayar utangnya sebesar 95 miliar dolar Amerika. Mereka hanya mau membayar 25-29 sen dari setiap satu dolar Amerika yang mereka pinjam. Ada pemberi pinjaman yang setuju dan banyak juga yang menolak tawaran tersebut.(Bloomberg)
Berita Terkait
-
Gelandang 14 Tahun Asal Cirebon Curi Perhatian di Amerika Serikat, Tertarik Bela Timnas Indonesia
-
Amerika Serikat dan Venezuela Memanas: Kapal Induk Dikerahkan ke Laut Karibia, Ini 5 Faktanya
-
Robert De Niro Keluarkan Peringatan Keras, Anggap Trump Ancaman Terbesar Bagi Demokrasi AS
-
Rupiah Tumbang Dihantam Sentimen Global dan Lokal
-
Raut Wajah Jokowi Berubah Saat Ditanya Utang Whoosh: Apa yang Terjadi?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T