Suara.com - Pemerintah perlu memikirkan bahan bakar pengganti solar bersubsidi supaya tidak terjadi kelangkaan setelah pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan.
"Meskipun harganya lebih mahal, bahan bakar substitusi harus tersedia," kata Ninasapti Triaswati dihubungi di Jakarta, Minggu (10/8/2014).
Menurut Nina, untuk membatasi penggunaan solar bersubsidi pada dasarnya ada dua pilihan yaitu, penyediaan bahan bakar sejenis dengan harga bervariasi atau pembatasan kuota.
"Kalau yang dipilih pembatasan kuota, maka bisa terjadi kelangkaan barang yang efeknya luas. Seharusnya yang dipilih adalah mekanisme harga yaitu adanya bahan bakar pengganti dengan harga reguler atau tidak disubsidi," tuturnya.
Saat ini stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina menyediakan beberapa varian bahar bakar mesin diesel. Selain solar bersubsidi, juga ada biosolar nonsubsidi dan Pertamina Dex.
Nina menilai subsidi BBM dan listrik yang setiap tahun mencapai Rp300 triliun dan selalu meningkat tidaklah efektif. Pasalnya, subsidi BBM tidak tepat sasaran karena justru dinikmati orang-orang kaya.
"Yang tidak punya mobil tidak bisa menikmati subsidi. Kalau bepergian mereka biasanya pakai kendaraan umum. Sebaliknya, semakin banyak punya mobil kalau pakainya BBM bersubsidi, maka semakin banyak pula dia bisa menikmati," katanya.
Karena itu, Nina mengatakan seharusnya subsidi terhadap barang tidak lagi dilakukan. Subsidi akan lebih tepat sasaran bila yang disubsidi adalah orang atau kelompok orang misalnya orang miskin, nelayan, petani dan pengusaha kecil.
Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) telah mengeluarkan surat edaran pada 24 Juli 2014 mengenai pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi.
Dalam surat bernomor 937 tahun 2014 disebutkan larangan penjualan solar untuk wilayah Jakarta Pusat mulai 1 Agustus 2014. Dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan, kuota BBM bersubsidi hingga akhir 2014 diturunkan dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter.
Pembatasan itu menyebabkan kelangkaan solar bersubsidi di sejumlah SPBU. Nelayan di Jakarta yang memerlukan solar untuk melaut juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar. (Antara)
Berita Terkait
-
Kasus Main Curang Solar Subsidi, Bareskrim Ancam Tangkap Petugas SPBU hingga Kades di Karawang
-
Bongkar Mafia Solar Subsidi! Polisi Ringkus 8 Tersangka di Karawang dan Tuban, Pelaku Raup Cuan Rp4,4 Miliar
-
Bareskrim Bongkar Penyalahgunaan Solar Bersubsidi di Sultra, Diduga Rugikan Negara Rp105 M
-
Setelah Gas Melon Bahlil Bidik Solar Bersubsidi untuk Ditertibkan, Golkar: Mungkin Nanti Ada Reaksi
-
Temui Para Nelayan di Tarakan, Jokowi Terima Keluhan Solar Bersubsidi hingga Peremajaan Alat Tangkap
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara