Suara.com - Meski sudah merdeka selama 69 tahun, masalah perumahan rakyat masih belum terselesaikan dengan baik, bahkan mengalami kemunduran. Ketersediaan rumah dan keterjangkauan harga rumah yang seharusnya dapat menjadi indikator kesejahteraan sebuah negara terabaikan.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan, kondisi perumahan rakyat pada tahun 1980 sampai 1990-an di era orde baru lebih baik dibandingkan dengan kondisi perumahan rakyat saat ini.
“Konsep hunian berimbang waktu itu 1:3:6 disertai dengan program kasiba (kavling siap bangun) dan lisiba (lingkungan siap bangun) malah tidak dilanjutkan sejak orde reformasi. Program RSS (Rumah Sangat Sederhana) waktu itu sempat menjadi primadona pasar perumahan rakyat, namun lambat laun hal tersebut makin sulit dibangun karena lahan untuk pembangunan rumah rakyat sudah semakin tinggi dan tidak terjangkau,” kata Ali dalam keterangan tertulis, Selasa (26/8/2014).
Beberapa permasalahan yang sampai saat ini membuat pasar perumahan rakyat belum merdeka yaitu pemerintah belum memberikan prioritas bagi perumahan rakyat sebagaimana sebenarnya merupakan kebutuhan pokok masyarakat setelah sandang dan pangan.
“Selain itu, ekonomi biaya tinggi masih menjadi momok pembangunan. Masalah ekonomi biaya tinggi di dalam pembangunan perumahan masih menjadi permasalahan yang mengakibatkan tingginya biaya pengembangan. Panjangnya rentetan birokrasi perijinan dan pertanahan serta uang-uang siluman masih menjadi hal kebiasaan yang belum dapat dihapuskan oleh pemerintah. Tranparansi dibutuhkan untuk meminimalisir praktik-praktik yang merugikan pelaku pasar,” ujarnya.
Permasalahan lain, kata Ali, pemerintah daerah belum memahami pentingnya peran mereka dalam penyediaan rumah rakyat. Faktor koordinasi dan sumber daya manusia yang minim membuat sampai saat ini sangat sedikit pemda yang melek mengenai perumahan rakyat.
Selain itu, peran Perumnas sebagai pembangun perumahan rakyat semakin tidak fokus menyusul saat ini posisi Perum Perumnas dibawah BUMN sehingga unsur sosial untuk membangun rumah rakyat semakin terpinggirkan. Menurut dia, anggaran untuk perumahan di APBN juga masih sangat kecil.
“Kementerian perumahan rakyat yang ada saat ini belum dapat melakukan tugasnya dengan baik dikarenakan sulitnya koordinasi di antara lembaga negara yang ada. Seperti yang diketahui bahwa masalah perumahan rakyat sangat kompleks dan sangat terkait kementerian-kementerian lain diluar Kementerian Perumaha Rakyat. Karenanya masalah ini tidak dapat diletakan sepenuhnya di pundak Kemenpera melainkan harus sebagai bentuk kampanye nasional dari pupuk pimpinan Presiden,” jelasnya.
Ali menambahkan, angka backlog (kekurangan rumah) pemerintah yang disebut-sebut sebesar 15 juta unit rumah sampai saat ini dibiarkan hanya sebatas angka tanpa ada solusi untuk mau memperbaikinya. Pemerintah yang baru diharapkan dapat memberikan harapan bagi sebuah kemerdekaan untuk rakyat melalui perumahan rakyat yang layak dan terjangkau.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Purbaya Heran BTN Minta Tambah Anggaran Padahal Penyerapan Minim: Aneh Juga Dia
-
Saham Bank BUMN Rontok Serempak, Investor Cuek usai Menkeu Purbaya Suntik Rp76 T
-
Neraca Pembayaran Masih Alami Defisit 6,4 Miliar Dolar AS, Bagaimana Kondisi Cadangan Devisa?
-
Ekonom : Sikat Gudang Penyelundup Thrifting tapi Beri Napas Pedagang Eceran!
-
Danantara Tentukan 4 Kota Jadi Pilot Project Waste to Energy
-
Purbaya: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,04% Q3 2025, Belanja Pemerintah Ikut Ngegas
-
Pinjaman KUR BRI di Bawah Rp100 Juta Tidak Wajib Pakai Agunan? Ini Penjelasannya
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
ASN Bolos, Hak Pensiun Langsung Hilang
-
Aset Kripto Masuk Jurang Merah, Tekanan Jual Bitcoin Sentuh Level Terendah 6 Bulan