Suara.com - Kehidupan petani dan nelayan di Indonesia harus sejahtera. Hal itu diungkapkan Menko Perekonomian Chairul Tanjung usai memimpin rapat koordinasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Selasa (2/9/2014).
"Saya ingin petani dan nelayan di Indonesia hidup sejahtera, walaupun masih banyak masalah yang belum terselesaikan di sektor pertanian, kelautan dan perikanan," kata CT dalam rakor di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta, Selasa (2/9/2014).
CT mengungkapkan, 35,2% penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian dan kelautan, akan tetapi porsi yang dinikmati hanya sebesar 14,4% dari total ekonomi negara. Kata CT, data tersebut menunjukkan bahwa petani dan nelayan di Indonesia masih miskin.
CT menjelaskan, menyelesaikan masalah ini tidaklah gampang karena mayoritas petani dan nelayan berpendidikan rendah sehingga masih sulit untuk mendorong pengembangan produksi. Oleh karena itu, pertumbuhan di sektor pertanian, kelautan dan perikanan harus dipacu, karena sektor ini mempengaruhi kelangsungan ekonomi negara.
"Mereka (petani dan nelayan) masih sulit untuk mengerti masalah bibit, teknologi, pemupukan, panen yang baik, hingga pemasaran yang baik. Kita akan dorong mereka untuk pertumbuhan sektor masing-masing, agar kelangsungan ekonomi negara ini dapat terjaga" tambahnya.
Terkait masalah dan penyelesainnya, CT berharap sektor pertanian, perikanan dan kelautan mampu membangun pengembangan produksi dengan memberikan pengetahuan kepada petani dan nelayan, agar berdampak pada kesejahteraan petani dan nelayan nantinya.
Berita Terkait
-
Program Petani Keren FAO Digagas, Puluhan Bibit Muda Dilatih Menjadi Agripreneur
-
Momentum Hari Maritim Dunia, Komunitas Pesisir Disasar Program CSR Berkelanjutan
-
Kemeriahan Pesta Nelayan Mamuju, Sulawesi Barat
-
Renungan Hari Tani: Tanah Subur, Petani Tak Makmur
-
Guru Besar IPB: Petani Dituntut Taat Kebijakan, Tapi Bantuan Benih dan Pupuk Masih Jauh dari Cukup
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar