Suara.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah mengungkapkan investor asing bisa ketakutan untuk masuk ke Indonesia karena melihat dinamika politik yang terjadi saat ini.
"Saat ini dinamika politik di Indonesia tidak terlalu mendukung pertumbuhan ekonomi, kondisi tersebut dapat dilihat pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang mencapai level lebih dari Rp12 ribu," ujar Ketua Apindo Jateng Frans Kongi.
Menurutnya, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sangat ditakuti para pengusaha dalam negeri terutama yang harus mengimpor bahan baku dari negara asing.
"Ada beberapa bahan baku yang tidak mudah diperoleh atau tidak tersedia di dalam negeri, jadi mau tidak mau harus mengimpor dari negara lain. Kalau nilai tukar rupiah terus melemah maka akan diikuti oleh peningkatan harga bahan baku, akibatnya investor asing pasti berpikir dua kali untuk membangun usaha di Indonesia," jelasnya.
Frans mengatakan, jajaran elit politik di Indonesia kurang menyadari kondisi tersebut. Bahkan, kesan saling menjatuhkan antara masing-masing kekuatan lebih terasa.
"Seharusnya kan yang dipikirkan bagaimana pengusaha-pengusaha asing bisa masuk dan membangun industri di Indonesia, dengan demikian akan ada penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar," jelasnya.
Menurut dia, dengan kesan seakan saling memperlihatkan kekuatan tersebut maka berpotensi menghambat regulasi salah satunya di sektor ekonomi.
"Bagaimanapun juga sektor ekonomi dan politik sangat erat kaitannya, kalau politik berjalan stabil dan aman maka sektor ekonomi akan mengikuti," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap jajaran petinggi negara segera memikirkan pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya dengan menciptakan iklim politik yang stabil. (Antara)
Berita Terkait
-
Investasi Properti Australia: Kontribusi Investor Indonesia Mencapai AUD100 Juta
-
Arus Modal Asing Banyak Kabur dari Indonesia, OJK: Itu Sementara
-
Investasi Makin Mudah, BNI Tawarkan ORI028 Lewat wondr by BNI
-
Rosan: Butuh Investasi Rp 13 Triliun Agar Ekonomi Tumbuh 8 Persen di 2029
-
Investasi Bikin Deg-degan? Taklukkan Pasar Modal di ISTC 2025 dan Raih Hadiah 20 Juta!
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
Terkini
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna
-
Gen Z Makin Gencar Gadai Barang, Buat Apa?
-
Menkeu Purbaya Jamin Sidak Jalur Hijau Tak Ganggu Dwelling Time
-
Sempat ke Level Tertinggi, IHSG Akhirnya Meloyo Karena Sentimen AS-China
-
Akuisisi Tambang di Australia, Begini Nasib Saham Bumi Resources (BUMI)
-
OJK Terus Berantas Pergadaian Ilegal, Was-was Jadi Sarang Pencucian Uang
-
Rutin Sidak Jalur Hijau, Menkeu Purbaya Wanti-wanti: Setiap Saat Saya Bisa Datang
-
MedcoEnergi (MEDC) Konversi Listrik Bersih Demi Tekan Jejak Karbon
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin