Suara.com - Pihak Lion Group disebut belum merasakan pengaruh turunnya harga minyak dunia, yang seharusnya berdampak ke penurunan harga avtur pesawat yang mengambil porsi 35-40 persen dari biaya operasional.
"Kalau memang turun, akan membahagiakan perusahaan karena mengurangi biaya operasional. Tetapi perlu diingat, kalau pun harga turun, tetapi rupiah kita masih melemah, maka avtur secara rupiah akan relatif sama," ungkap Direktur Umum Air Group, Edward Sirait, dalam konferensi pers Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan perusahaan penyedia mesin pesawat CFM International, di Jakarta, Rabu (15/10/2014).
Edward mengatakan, dengan nilai tukar rupiah yang hingga Rabu (15/10) melemah, yakni Rp12.206 per dolar AS, tidak akan berdampak signifikan terhadap penurunan harga avtur. Dia menambahkan, dengan kurs rupiah tersebut, perusahaan masih harus mengeluarkan biaya impor avtur yang tidak jauh berbeda dengan kurs sebelumnya.
"Kalau kursnya masih Rp12.000 per dolar AS, tidak ada perubahan apa-apa," tukasnya.
Selain itu, lanjut Edward, penurunan harga minyak tersebut juga bergantung pada kebijakan PT Pertamina (Persero) Tbk yang menentukan besaran penurunan. Dia mengatakan bahwa sistem penetapan harga minyak oleh Pertamina setiap dua minggu atau satu bulan, sehingga cenderung menyulitkan perusahaan dalam menghitung biaya operasional.
"Sistem di kita itu periodik, tidak seperti di negara-negara lain yang menentukan harga minyak itu harian," katanya.
Untuk mengantisipasi ketidakstabilan harga minyak dunia tersebut, Edward belum memastikan apakah pihaknya akan melakukan penyeimbangan kurs (hedging) atau tidak.
"Hedging atau tidak, tetapi batas atas itu koridor kita. Kalau selama berada dalam koridor itu, kita masih bisa beroperasi dengan baik," ujarnya.
Edward pun menambahkan bahwa pihaknya akan mengacu pada sistem penentuan harga oleh Pertamina, untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan ke depannya.
"Selama dua minggu, kita bisa merencanakan sesuatu yang lain. Kita tidak perlu semaput menanggapi perubahan itu," tandasnya.
Diketahui, harga minyak dunia mengalami penurunan tajam hingga mencapai posisi terendah multi-tahun, karena tingginya pasokan dan permintaan global yang lemah. Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) masih mendekam di posisi terendah dua tahun, setelah jatuh 4,5 persen di perdagangan New York pada Selasa (14/10). [Antara]
Berita Terkait
-
Vakum Empat Bulan, Bandara Dhoho Kediri Resmi Beroperasi Lagi
-
Shutdown Pemerintah Amerika Serikat, Ribuan Penerbangan Terhenti
-
Terminal IC Bandara Soekarno-Hatta Kembali Beroperasi 12 November, Khusus Penerbangan Citilink
-
Daihatsu Siap Sambut Era Etanol, Semua Model Kompatibel dengan E10
-
Vietjet Laporkan Borong 100 Airbus A321neo dan Mesin Rolls-Royce US$3,8 Miliar
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
Terkini
-
Penjaminan KUR Askrindo Tembus Rp1.096 Triliun, Ciptakan 61,8 Juta Lapangan Kerja
-
Survei BI : Indeks Keyakinan Konsumen Meningkat di Bulan Oktober
-
IHSG Berbalik Perkasa di Awal Perdagangan Selasa, Kembali ke Level 8.400
-
Debt Collector Makin Meresahkan, OJK Siap Beri Sanksi
-
Paviliun Indonesia di COP30 Resmi Dibuka, Jadi Panggung 'Jualan' Kredit Karbon Triliunan
-
Emas Antam Lompat Tinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Seharga Rp 2.360.000 per Gram
-
Pengusaha Keluhkan Tarif Kapal Feri Tak Naik Sejak 2019, Biaya Operasional Terus Melonjak
-
Sengketa Tanah JK vs Lippo Group! Menteri ATR/BPN Ungkap Fakta Pemilik yang Sah
-
Bos Lippo Tampik Serobot Lahan JK, Tapi Akui Pemegang Saham GMTD
-
OJK Cabut Izin Usaha Pinjaman PT Crowde Membangun Bangsa