Suara.com - Direktur Utama Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono mengharapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu melanjutkan kebijakannya untuk menjaga likuiditas agar tidak seperti yang terjadi pada tahun 2014 lalu.
"Yang telah dilakukan OJK dengan mengatur suku bunga deposito perbankan bisa terus dilakukan karena selisih tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dan suku bunga di pasar sudah terlalu jauh dan itu semakin menekan perkembangan perbankan," kata Maryono di Jakarta, Minggu, (4/1/2015).
Dalam hal likuiditas, ia mengakui bahwa OJK telah mengeluarkan berbagai ketentuan yang membantu perbankan, termasuk BTN dalam melakukan perubahan-perubahan perhitungan LDR (loan to deposit ratio) sehingga bisa menyesuaikan dengan kondisi likuditas di pasar saat ini.
"Manajemen perbankan harus tetap hati-hati soal likuiditas ini. Peran OJK dalam mengendalikan likuiditas sangat diperlukan," katanya.
Meski terkendala likuiditas, lanjut Maryono, secara umum prospek perbankan pada tahun 2015 terlihat positif karena Pemerintah akan fokus pada pembangunan sektor riil yang akan mendorong penyehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
"Potensi ekonomi kita ke depan luar biasa karena pembangunan sektor riil akan banyak menggerakkan perekonomian rakyat dan ini akan mendorong perekonomian secara keseluruhan termasuk perbankan," katanya.
Ia juga menilai bahwa OJK memiliki peran yang banyak mendorong perkembangan sektor keuangan non bank dan sektor keuangan mikro yang nantinya juga akan banyak membantu perkembangan industri perbankan, karena kedua sektor itu sangat terkait dengan bisnis perbankan.
"OJK banyak melakukan kebijakan mendorong pembiayaan mikro, dan terus berusaha mengembangkan sektor asuransi dan industri keuangan non bank lainnya, Ini akan menjadi pasar yang baik bagi pertumbuhan industri perbankan," katanya.
Menurut Maryono, sejak mulai bertugas mengawasi perbankan pada 2014, OJK banyak mengeluarkan kebijakan yang membantu perkembangan perbankan secara umum. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi