Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarmo mengatakan bahwa pemerintah masih mengkaji penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite untuk menggantikan premium.
"Memang, Pertamina mempunyai produk baru yang namanya pertalite. itu Ron90, kalau premium Ron88. Jadi, pemikiran ke depannya, kalau kita mau lebih ramah lingkungan, tentunya ke sana (menggunakan pertalite, red.)," kata Rini di Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (21/4/2015).
Akan tetapi, kata dia, pemerintah menyadari bahwa premium atau Ron88 secara harga pada saat sekarang masih yang terendah. Jadi, menurutnya, ini tak akan dihapus begitu saja. Jika akhirnya harga Ron90 bisa sama dengan Ron88, kata dia, premium kemungkinan lama-lama akan hilang.
Menurut dia, hal itu disebabkan pertalite atau Ron90 secara lingkungan lebih bagus. Satu hal yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah jangan sampai membebani konsumen.
"Jadi, kalau harga premium masih lebih rendah, saat sekarang, ya, premium harus tetap ada," tandasnya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas menyebutkan BBM jenis Ron88 atau premium tidak akan diganti dengan BBM jenis pertalite.
"Sesuai dengan kebijakan pemerintah, premium tetap seperti sekarang. Tidak ditarik atau diganti pertalite. Produk ini hanya varian baru dari Pertamina," kata Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Migas I Gusti Nyoman Wiratmaja dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/4/2015).
Ia menjelaskan jika pertalite telah lolos uji, akan menjadi pilihan tambahan untuk jenis BBM mayoritas yang digunakan masyarakat seperti premium atau pertamax. Terkait dengan izin untuk pertalite, menurut dia, proses perizinan tidak akan memakan waktu lama karena bukan sebuah produk yang benar-benar baru.
"Karena ini produk varian, jadi Pertamina tetap harus mengajukan izin. Akan tetapi, tidak lama, mungkin sekitar satu minggu, maksimum 10 hari. Ini hanya tambahan, bukan izin baru," ujarnya.
Sementara itu, PT Pertamina melalui Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro mengatakan bahwa BBM varian terbaru yang akan diluncurkan bukan ditujukan sebagai pengganti Ron88 atau premium.
"Saya tegaskan, dalam tahap awal ini peluncuran varian baru ini tidak serta-merta menghapus premium. Jadi, itu masih ada, tinggal lihat konsumsinya terbanyak di mana," katanya.
Menurutnya, setelah BBM baru itu diluncurkan, Pertamina akan meninjau seberapa besar konsumsi terhadap premium, termasuk menentukan sektor pengguna terbesar.
"Mengingat konsumen terbesar premium adalah angkutan umum dan transportasi massal, Pertamina akan melakukan review dan memasarkan BBM baru tersebut dalam jumlah yang meningkat dengan memperhitungkan 'supply and demand'," katanya. (Antara)
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok