Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2015 mencapai 4,67 persen, melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 5,03 persen.
"Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015 juga melambat dibandingkan triwulan II tahun lalu dan triwulan sebelumnya yang sebsar 4,72 persen," terang Kepala BPS Suryamin saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2015 mencapai Rp2.866,9 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 yang sebesar Rp2.239,3 triliun.
Suryamin menjelaskan, dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, di mana pertumbuhan tertinggi dicapai jasa pendidikan yang tumbuh 12,16 persen.
"Dari sisi pengeluaran didukung oleh hampir semua komponen dengan pertumbuhan tertinggi dicapai komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,97 persen," ujar Suryamin.
Ekonomi Indonesia triwulan II 2015 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh 3,78 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 10,09 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 32,17 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2015 dibanding periode yang sama 2014 (c-to-c) tumbuh 4,70 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan sebesar 3,58 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran didorong oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,99 persen.
"Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II 2015 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera," kata Suryamin.
Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB, yakni sebesar 58,35 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,31 persen, dan Pulau Kalimantan 8,22 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
Harapan Pengusaha Kepada Menteri Keuangan Baru Purbaya Yudhi
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
-
Ditodong Prabowo Ekonomi 8 Persen, Menkeu Purbaya Pede: 2-3 Tahun Tercapai, Ini Jurusnya!
-
Menkeu Baru: Sukar Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tahun Ini, Pak Presiden
-
Purbaya: Tidak Terlalu Sulit Memperbaiki Ekonomi yang Lambat
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
IHSG Rebound Awal Sesi, Tapi Reshuffle Kabinet Ancam Pelemahan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Lebih Murah Sebesar Rp 2.074.000 per Gram
-
Didik Madiono Ditunjuk Sebagai Plt Ketua Dewan Komisioner LPS, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Akhirnya Pertamina Pasok Minyak Mentah ke SPBU Swasta, Stok BBM Kembali Tersedia?
-
Penjualan Menurun, Foot Locker Tutup 100 Gerai
-
Apindo ke Purbaya Yudhi: Jangan Naikkan Cukai, Dunia Usaha Kian Terjepit
-
Digitalisasi jadi Bukti Distribusi BBM Pertamina Lancar Meski Ada Unjuk Rasa
-
Jumlah Perbankan Terlalu Banyak, OJK Kasih Solusi Merger agar Kinerja Nendang
-
Tak Hanya Rokok, Peredaran Vape Ilegal Makin Liar, Pelaku Usaha Beri Peringatan Keras ke Pemerintah
-
Rezeki Nomplok! 3 Link DANA Kaget Hari Ini, Saldo Ratusan Ribu Siap Mendarat di Akunmu