Suara.com - Bantuan Subsidi Upah (BSU) dirancang khusus untuk memperkuat daya beli buruh yang terdampak langsung oleh dinamika ekonomi global, seperti lonjakan inflasi maupun kelesuan pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, memasuki penghujung tahun, pertanyaan besar muncul di kalangan pekerja di kota-kota besar Indonesia: apakah bantuan dana tunai ini akan kembali dikucurkan pada tahun 2026 mendatang?
Status BSU dalam Kebijakan Pemerintah Saat Ini
Mengacu pada payung hukum Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2025, skema bantuan yang berjalan tahun ini memberikan kompensasi sebesar Rp300 ribu per bulan.
Penyaluran dilakukan secara sekaligus untuk periode dua bulan, sehingga setiap penerima mendapatkan total dana tunai senilai Rp600 ribu.
Terkait kelanjutannya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli telah memberikan sinyal dalam pernyataannya di Jakarta pada Juli 2025 lalu.
Ia menegaskan bahwa untuk kalender tahun 2025, subsidi ini hanya diberikan satu kali, yakni pada periode pencairan Juni dan Juli.
Hingga saat ini, otoritas ketenagakerjaan belum merilis informasi terbaru mengenai jadwal penyaluran tahap berikutnya. Pemerintah pusat terpantau masih mengkaji situasi sebelum menetapkan apakah program ini akan masuk dalam draf anggaran tahun depan.
Meskipun belum ada kepastian, peluang bagi para pekerja untuk mendapatkan BSU pada tahun 2026 masih terbuka lebar. Setidaknya terdapat empat indikator utama yang akan menjadi pertimbangan pemerintah dalam menentukan nasib program ini:
Baca Juga: Bobol BPJS Rp21,7 Miliar Pakai Klaim Fiktif, Kejati DKI Tangkap Tersangka berinisial RAS
- Ketersediaan ruang fiskal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun depan menjadi faktor paling dominan.
- Jika tekanan inflasi masih tinggi dan daya beli masyarakat dianggap perlu intervensi langsung, pemerintah kemungkinan besar akan mengaktifkan kembali program BSU atau skema bantalan sosial serupa.
- Kelanjutan program sangat bergantung pada efektivitas penyaluran tahun 2025. Jika terbukti mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara signifikan, peluang perpanjangan program akan semakin kuat.
- Arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto serta sinkronisasi dengan program perlindungan sosial lainnya akan menjadi penentu akhir arah kebijakan ini.
Kriteria dan Syarat Penerima Subsidi Upah
Sambil menunggu keputusan resmi untuk tahun depan, penting bagi para pekerja untuk memahami kriteria kelayakan sebagai calon penerima.
Berdasarkan aturan yang berlaku, subsidi ini ditujukan bagi kelompok masyarakat yang memenuhi persyaratan berikut:
Identitas Kewarganegaraan: Terdaftar secara resmi sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kepemilikan NIK yang valid.
Status Kepesertaan: Terdaftar sebagai peserta aktif dalam program jaminan sosial di BPJS Ketenagakerjaan.
Ambang Batas Penghasilan: Memiliki gaji atau upah bulanan maksimal sebesar Rp3,5 juta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok
-
Saham INET Anjlok di Tengah Rencana Rights Issue Rp3,2 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Rupiah Terus Menguat, Dolar AS Melemah ke Level Rp16.765