Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para menteri Kabinet Kerja agar jangan bicara dulu sebelum memahami dasar permasalahan.
"Semua menteri itu harus paham dulu baru bicara. Jangan bicara tanpa paham persoalan. Itu bahaya," kata Jusuf Kalla usai menghadiri acara di MPR, Selasa (18/8/2015).
Pernyataan Jusuf Kalla untuk menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli yang mengaku telah memberi masukan kepada Presiden Joko Widodo agar membatalkan rencana PT. Garuda Indonesia membeli 30 pesawat Airbus tipe 350. Soalnya, maskapai pelat merah ini harus pinjam duit miliaran dolar AS dari China Aviation Bank.
Jusuf Kalla mengungkapkan Rizal juga sudah ditegur oleh Presiden Jokowi atas pernyataannya kepada publik soal Garuda.
"Itu sudah ditegur Presiden. Makannya, paham dulu, ini tidak pernah beli. Baru penandatanganan letter of intent, saya berminat. Bukan kesepakatan jual beli," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengatakan saat ini pemerintah belum memutuskan kesepakatan pembelian pesawat Garuda. Jusuf Kalla menambahkan pembelian bisa dilakukan bila pemerintah memang berminat.
"Ya sesuai keadaan, ya namanya minat," kata Jusuf Kalla.
Tidak hanya soal pesawat, Jusuf Kalla juga menyinggung pernyataan Rizal yang menilai proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt tidak masuk akal.
"Tentu sebagai menteri, harus pelajari dulu sebelum berkomentar. Memang tidak masuk akal, tetapi menteri harus banyak akalnya. Kalau kurang akal pasti tidak paham itu memang. Itu kalau mau 50.000 megawatt pun bisa dibuat," kata Jusuf Kalla.
"Listrik itu prasarana, artinya sebelum kita membangun, prasarana itu harus ada. Sebelum industri dibangun, listriknya harus ada, listriknya dilebihkan, jangan pas-pasan, harus dilebihkan, semua negara begitu," Jusuf Kalla mengatakan.
Jusuf Kalla juga membantah proyek pembangkit listrik tersebut sebagai proyek ambisius Jusuf Kalla yang belum tercapai ketika menjabat Wakil Presiden era Presiden Susilo Bambang Yudhdoyono.
"Karena yang meresmikan kan Presiden, bukan saya. Policy (kebijakan) pemerintah, Pak Jokowi yang meresmikannya, berarti memandang kurang pantas Pak Jokowi kalau begitu kan," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
OJK: Peluang Kecanggihan Teknologi Infomasi di Industri Keuangan, Apa Untungnya?
-
Berkomitmen pada Keberlanjutan, Brantas Abipraya Meraih Platinum Award CSRSDGESG 2025
-
Rupiah Dibuka Demam Lawan Dolar Pada Perdagangan Hari Ini, Sentuh Level Rp 16.591
-
IHSG Dibuka Menghijau, Tiga Saham Bank Ini Malah Berwarna Merah
-
PLTS Terapung di Waduk Saguling Mulai Dibangun, Bisa Suplai Listrik 50 Ribu Rumah
-
OPEC+ Ngotot Tambah Produksi 137 Ribu BPH, Pasar Panik!
-
Ekonom Sarankan Pemerintah Beri Diskon Tarif Listrik Lagi Demi Daya Beli
-
IHSG Dibuka Hijau, Investor Pantau Data Ekonomi Domestik Penting.
-
Awali Pekan Ini, Harga Emas Antam Melompat ke Rekor Tertinggi Jadi Rp 2.250.000 per Gram
-
Gubernur Bank Indonesia : 94 Persen Bank Syariah Main di Pasar Uang