Suara.com - Sampai saat ini belum ada analis perekonomian pun yang bisa memprediksi waktu perekonomian Indonesia akan membaik. Namun ada cara agar perekonomian Indonesia membaik.
Selain menunggu kepastian penaikan suku bunga dari Fed Found Rate (FFR), Amerika Serikat, Indonesia bisa mengupayakan hal lain. Salah satunya melakukan tranformasi dengan mempercepat industrialisasi.
"Itu memerlukan listrik besar. Karena industrialisasi kita itu lemah," kata Analis perekonomian dari Universitas Gajah Mada, Tony Prasetiantono di Kantor Bank Permata Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Sebelumnya, pemerintahan Joko Widodo optimis target penambahan energi listrik sebesar 35 ribu megawatt selama 5 tahun terwujud. Namun ini dianggap hal abisius oleh Menteri Koordinantor Bidang Kemaritiman Rizal Ramli. Dia yakin dengan argumennya sampai mengajak Wakil Presiden Jusuf Kalla berdebat secara terbuka.
Kamis ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dikisaran Rp13.819 sampai Rp13.835. Menurut Tony, saat ini yang dilakukan Indonesia menggenjot investasi asing sudah cepat. Sebab pada akhirnya mendorong peningkatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
"Motor utamanya adalah konsumsi dalam negeri dan investasi," kata dia.
Sementara jika hanya menunggu penaikan suku bunga Fed, itu tidak ada kepastian. Di tambah tindakan Cina menurunkan nilai mata uangnya terhadap dolar AS. Penaikan suku bunga dilakukan Fed, devisit AS akan meningkat.
"Saya memprediksi tidak akan dilakukan penaikan suku bunga Fed. Karena ketika dolas AS menguat, yen akan melemah. Jaraknya semakin lebar, Amerika semakin devisit," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram