Suara.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan sarana penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk masyarakat hingga kini masih terpusat di Pulau Jawa.
"Saat ini, jumlah penyalur BBM, yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih sedikit di Indonesia, selain itu keberadaannya terfokus pada Jawa, kemudian diikuti Bali dan Madura," ujar Direktur BBM BPH Migas Henry Achmad dalam diskusi bertema "Peluang Usaha Industri Hilir Migas" yang digelar di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, jumlah SPBU pada provinsi-provinsi yang berada di Pulau Jawa rata-rata berkisar antara 300 hingga 900 buah.
Berdasarkan data BPH Migas pada 2014, terdapat 367 SPBU di DKI Jakarta, 909 SPBU di Jawa Barat, 636 SPBU di Jawa Tengah, 94 SPBU di DI Yogyakarta, dan 863 SPBU di Jawa Timur.
Sedangkan di pulau lain, lanjutnya, rata-rata penyalur BBM hanya tersedia sebanyak 50 hingga 150 buah per provinsi.
"Bahkan, ada sebuah kabupaten di Sumatera Barat yang hingga kini hanya memiliki satu SPBU di daerahnya," katanya menambahkan.
Ia mengatakan kondisi tersebut terjadi akibat konsumsi BBM masyarakat di Jawa termasuk yang paling tinggi dibandingkan dengan masyarakat wilayah lain, sehingga para pengusaha menganggap Jawa dan pulau sekitarnya lebih menarik.
Namun, keadaan ini bukan hanya disebabkan oleh permintaan pasar yang tinggi, mahalnya operasionalisasi SPBU juga dinilai menjadi kendala pengadaan penyalur BBM di sejumlah daerah, katanya menambahkan.
"Skala bisnis SPBU yang dibuat oleh Pertamina terlalu tinggi, pembangunan penyalur BBM ini biasanya memerlukan sepuluh miliar hingga 20 miliar. Bahkan SPBU dengan klasifikasi lebih tinggi operasionalnya dapat mencapai 30 miliar," tuturnya.
Kebijakan ini, menurut dia, tentu saja akan menyulitkan para pengusaha yang hanya memiliki modal sedikit.
"Pengusaha-pengusaha (bermodal rendah) ini memang dituntut untuk lebih kreatif kalau kondisinya seperti itu, tapi kalau tidak dicari jalan keluarnya usaha di bidang minyak lama-lama tidak dilirik lagi, karena dianggap tidak menarik oleh mereka, sehingga penyebaran minyak tidak merata di masyarakat," ujarnya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
Terkini
-
Maniskan Kamis-mu dengan Promo DUNKIN' Spesial BCA!
-
Promo JSM Alfamart 12-14 September 2025, Hemat Belanja Bulanan
-
National Australia Bank Pangkas 410 Karyawan, Industri Perbankan Loyo?
-
Peruri Sebut Tata Kelola jadi Isu Penting, Demi Kedaulatan Rupiah dan Transformasi Digital
-
Tren Nasabah Simpan Uang di Safe Deposit Tinggi, Efek Demo Ricuh?
-
Cara Pani Genjot Kualitas SDM Lewat Investasi Jangka Panjang
-
Elon Musk Bakal Kehilangan Gelar Orang Terkaya di Dunia, Ini Penyebabnya
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
IHSG Mulai Perkasa, Bergerak Menguat di Awal Sesi Perdagangan Kamis
-
Masuk Prolegnas, RI Bakal Punya UU Transportasi Online Tahun Ini