Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (1/9/2015) sore bergerak melemah sebesar 30 poin menjadi Rp14.097 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp14.067 per dolar AS.
"Data inflasi yang cukup stabil belum mampu menopang rupiah untuk kembali bergerak menguat, pelaku pasar masih menanti data ekonomi domestik lainnya seperti data neraca perdagangan Indonesia yang sedianya akan dirilis pada pertengahan bulan ini," kata Analis PT. Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta.
Ia mengharapkan data neraca perdagangan Indonesia periode Agustus mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan sebelumnya sehingga dapat menahan pelemahan rupiah lebih dalam.
BPS mencatat tingkat inflasi pada Agustus 2015 sebesar 0,39 persen, merupakan tingkat inflasi terendah pada bulan yang sama dalam enam tahun terakhir. Dengan inflasi pada Agustus tercatat 0,39 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Agustus 2015 telah mencapai 2,29 persen dan inflasi secara tahunan (year on year) 7,18 persen.
Lukman Leong menambahkan bahwa masih adanya spekulasi kenaikan suku bunga the Fed pada September ini menambah sentimen bagi dolar AS untuk kembali melanjutkan penguatannya terhadap mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah.
"Sebagian pelaku pasar uang masih yakin the Fed akan menaikan suku bunga pada September ini," katanya
Ia mengemukakan bahwa Wakil Ketua Fed Stanley Fischer dalam simposium tahunan menyatakan inflasi Amerika Serikat cenderung meningkat, kondisi itu mendukung kenaikan suku bunga the Fed secara gradual.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang juga masih dibayangi oleh perlambatan ekonomi Cina, situasi itu bisa berdampak negatif terhadap perekonomian di negara kawasan Asia.
"Kekhawatiran atas kesehatan ekonomi Tiongkok memicu pasar keuangan negara berkembang dunia tertekan. Tiongkok akan menjadi fokus pada pekan ini, bersamaan dengan pernyataan The Fed mengenai suku bunganya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp14.081 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.027 per dolar AS. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya