Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (25/9/2015) pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp14.695 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.680 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali bergerak terdepresiasi terhadap dolar AS menyusul belum adanya momentum positif diantaranya proyeksi perekonomian Indonesia yang masih akan mengalami perlambatan," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan pernyataan Bank Indonesia yang memprediksi kondisi ekonomi Indonesia sampai semester pertama 2016 belum menunjukan perbaikan menyusul neraca transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia yang masih defisit.
"Harapan perbaikan ekonomi masih minim sehingga membuat laju nilai tukar rupiah cenderung berada di area negatif. Intervensi pasar oleh BI pun diperkirakan hanya bersifat jangka pendek sepanjang belum ada kabar positif dari kinerja pemerintah terutama dalam menyerap anggaran belanja infrastruktur," katanya.
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang menambahkan bahwa faktor depresiasi nilai tukar rupiah datang dari berbagai sentimen baik dari domestik maupun eksternal.
"Sentimen utama datang dari bank sentral AS (the Fed) yang akan menaikan suku bunga acuannya, situasi itu membuat likuiditas dolar AS di dalam negeri menjadi terbatas karena kebijakan the Fed itu akan mendorong mata dolar AS kembali ke negara asal," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, fundamental ekonomi Indonesia yang cenderung masih melambat membuat investor enggan untuk berinvestasi di dalam negeri. Perlambatan ekonomi Indonesia itu seiring dengan pemangkasan yang dilakukan oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Indonesia.
"Pemangkasan target pertumbuhan ekonomi menambah kejelasan bahwa ekonomi Indonesia masih melambat ke depannya," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus