Suara.com - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance Iman Sugema menilai terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa bulan terakhir ini lebih banyak disebabkan oleh dua faktor internal yang membuat rupiah sulit menguat.
"Sebenarnya ini bukan fenomena baru. Karena kita pernah juga mengalami krisis rupiah pada 2008-2009, tapi ini penyebabnya eksternal jadi tidak terlalu dalam, pemulihannya juga cepat. Nah kalau sekarang nggak bisa nyalahin faktor eksternal, karena ini masalahnya dari internal sendiri," kata Iman saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Iman mengungkapkan faktor internal yang membuat kondisi nilai tukar rupiah yang melemah, pertama lantaran adanya defisit migas yang sudah terjadi sejak September 2011.
"Neraca perdagangan minyak kita sebelum sekarang ini selalu surplus, sekarang malah selalu defisit. Sejak 2011 mulai defisit. Ini merupakan fenomena baru, dan angkanya semakin membesar saat ini. Inilah yang membuat rupiah sulit bangkit di kisaran Rp8-12 ribu," katanya.
Kedua, kondisi tersebut diperparah oleh strategi Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar rupiah yang tidak tepat.
"Yang kedua lebih ke sialnya BI salah strategi atau lalai dalam menjaga nilai tukar rupiah. Hal ini semakin memperburuk kondisi rupiah," katanya.
Ia menjelaskan kesalahan strategi yang diambil BI terkait saat Balance of Payment menunjukkan positif yang seharusnya rupiah menguat, namun malah membuat rupiah melemah.
"Contoh, pada kuartal III tahun 2014 kita mengalami surplus 6 miliar, tapi saat itu kondisi rupiah kita terus melemah, kenapa, karena saat itu BI terlalu banyak menarik dolar jadi cadangan devisa sehingga dolarnya tidak ada. Ini kalau di politik, ini bisa dikriminalkan, ini lebih parah dari korupsi. Makanya ini dibilang BI salah strategi. Kalau BOP-nya naik rupiah kita bisa naik kalau BI enggak narik dolar banyak," katanya.
Tag
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Kuota Impor, SPBU Swasta, dan Konsistensi Kebijakan
-
Pekerjaan M. Qodari Sebelum Jabat KSP, Hartanya Tembus Rp 260 Miliar
-
Kabar Gembira untuk UMKM! Pajak Final 0,5 Persen Diperpanjang Hingga 2029, Beban Usaha Makin Ringan!
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Penyaluran Kredit Meski Gacor Demi Pertumbuhan Ekonomi Konsisten di 5 Persen
-
Bos Danantara Bakal Guyur Lagi KUR Perumahan Hingga Rp 250 Triliun
-
Bukan Reshuffle Kabinet, Ini Pendorong IHSG Bisa Tembus Level 8.000
-
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Raih 63 Penghargaan di Ajang ENSIA 2025
-
Rosan Roeslani Disebut Bakal Jadi Menteri BUMN, Dilebur dengan Danantara?
-
Salah Paham Produk Vape Bikin Industri Tembakau Alternatif Terancam