Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Oktober 2015 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, sebagai sinyal yang positif pada daya beli masyarakat.
"Itu satu yang positif karna deflasi pengaruh daya beli masyarakat, berati dengan deflasi jadi lebih baik," kata Darmin saat ditemui di kantor Menko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2015).
Meski disatu sisi pada Oktober 215 mengalami deflasi yang menunjukan rata-rata harga pada bulan Oktober mengalami penurunan, bisa menjadi dampak positif. Namun disisi lain, Darmin juga tak menampik jika hal tersebut terjadi karena perlambatan ekonomi yang terjadi tahun ini dan meningkatkan kewaspadaan dan perhatian khusus mengingat permintaan secara makro terlihat masih cukup lemah.
"Tapi itu bisa juga menjadi pentunjuk bahwa ekonominya permintaan secara makro masih agak lemah," ungkapnya.
Sekedar informasi, Badan Pusat Statistuk (BPS) melaporkan realisasi deflasi Oktober mencapai 0,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,57. Realisasi ini berbeda jika dinadingka periode yang sama tahun lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,47 persen.
Dalam catatan BPS, deflasi tersebut disebabkan karena kontrol harga bahan makanan berjalan dengan baik dan adanya penurunan harga yang ditunjukan pada kelompok pengeluaran.
"Jadi di bahan makanan deflasinya 1,06 persen. Jadi kelompok bahan makanan Oktober ada beberapa komoditas yang turun, ini karena suplainya banyak dan harganya terkendali," kata Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2015).
Selain itu, komoditas seperti ayam ras, telur ayam, sayuran, cabai rawit dan cabai merah mengalami penurunan.
"Biasanya kan ini suka jadi masalah, sekarang harganya malah turun, jadi bisa dibilang ini terkendali. Mudah-mudahan hingga akhir tahun harganya masih terkendali," katanya.
Sedangkan kelompok yang melami kenaikan indeks yaitu ada di kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,40 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09 persen. Kelompok kesehatan 0,29 persen. Kelompok kelompik sandang 0,25 persen. Dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,16 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,02 persen.
Untuk tingkat inflasi tahun kelender (Januari-Oktober) 2015 sebesar 2,16 persen dan secara YoY sebesar 6,25 persen.
Berita Terkait
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
8+4+5 Program Ekonomi 2025: Strategi Baru Pemerintah Pulihkan Perekonomian
-
Pemerintah Pede Transaksi Harbolnas 2025 Tembus Rp35 Triliun Meski Daya Beli Lesu
-
Daya Beli Lesu, Agustus Deflasi 0,08 Persen
-
Bos BPS Blak-blakan Soal Turunnya Data Kemiskinan, Sebut Bukan Titipan Pemerintah
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun