Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore (5/11/2015), bergerak melemah 31 poin menjadi Rp13.579 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.548 per dolar AS.
"Faktor eksternal terkait pernyataan Gubernur bank sentral AS (the Fed) Janet Yellen tadi malam yang mengindikasikan kenaikan suku bunga AS pada Desember 2015 nanti menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah mengalami koreksi," ujar Analis dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe di Jakarta.
Meski demikian, lanjut dia, pelemahan rupiah masih tertahan oleh positifnya data ekonomi triwulan III 2015 yang cukup positif. Badan Pusat Statistik mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III-2015 tumbuh 4,73 persen (year on year), lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar 4,67 persen.
"Ekonomi domestik yang masih mencatatkan pertumbuhan menahan depresiasi lebih dalam, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berlanjut menyusul paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah dari jilid I hingga VI akan terasa pada tahun 2016 mendatang," katanya.
Ia menambahkan bahwa tren inflasi rendah pada tahun ini juga diharapkan diikuti oleh kebijakan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan (BI rate). Dengan demikian, potensi pertumbuhan ekonomi domestik bisa lebih agresif.
"Pertumbuhan PDB Indonesia didominasi oleh konsumsi masyarakat, melalui kebijakan pelonggaran suku bunga diperkirakan dapat mendorong daya beli masyarakat meningkat," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa penguatan dolar AS masih cenderung terbatas mengingat sebagian pelaku pasar uang juga berhati-hati menjelang publikasi data kerja mingguan Amerika Serikat.
"Sebagian pelaku pasar masih bertahan di aset berisiko, termasuk rupiah," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.603 dibandingkan hari sebelumnya Rabu (4/11) Rp13.461 per dolar AS. (Antara)
Berita Terkait
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?
-
Akhiri Paceklik Rugi, Indofarma (INAF) Pasang Target Ambisius: Pendapatan Naik 112% di 2026
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Usai Resmikan InfraNexia, Telkom (TLKM) Siapkan Entitas B2B ICT Baru
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang