Suara.com - Target penerimaan pajak tahun 2015 dipastikan gagal tercapai. Kedepan, pemerintah diharapkan realistis dalam menetapkan target penerimaan pajak di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pengamat pajak dari Tax Center Universitas Indonesia (UI), Darusalam menyatakan gagalnya pencapaian target penerimaan pajak disebabkan target awalnya yang memang terlalu muluk. Tahun ini pemerintah menargetkan penerimaan pajak mampu mencapai Rp1294 triliun. “Jumlah ini bertumbuh 31.4 persen dibanding realisasi penerimaan pajak Indonesia tahun 2014 yang mencapai Rp984 triliun,” kata Darusalam saat dihubungi Suara.com, Selasa (10/11/2015).
Target ini jelas tak realistis mengingat realisasi penerimaan pajak nasional tahun 2014 tersebut cuma mampu tumbuh 6,9 persen dibanding realisasi penerimaan pajak tahun 2013. “Selain itu target pajak 2015 dibuat dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,8 persen, nyatanya pertumbuhan ekonomi kita cuma 4,7 persen di Kuartal III 2015. Sulit ditengah situasi ekonomi nasional maupun global untuk maksimal menggenjot perolehan pajak,” ujar Darusalam.
Selain itu kesadaran wajib pajak di Indonesia untuk menunaikan kewajibannya justru semakin rendah. Darusalam merinci tingkat kepatuhan penyerahan Surat Pemberitahuan (SPT) tahun 2010 mencapai 57 persen. Persentase tersebut terus menurun menjadi 53 persen di 2011, 41 persen di 2012, 37 persen di 2013. “Makanya pemerintah harus realisis menetapkan target penerimaan pajak tahun depan,” tambah Darusalam.
Hingga Oktober 2015, realisasi penerimaan pajak negara baru 60% dari target yang tertuang dalam APBN 2015. Diperkirakan hingga Desember 2015 realisasi penerimaan pajak negara hanya mampu mencapai 85 persen dari target. Alhasil pemerintahan Jokowi harus memutar otak tahun depan agar defisit anggaran tidak membengkak melebihi 2,3 persen
Berita Terkait
-
Raffi Ahmad Dituding Gelapkan Pajak, Dari Rp340 Miliar jadi Hanya Rp1 Miliar
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
Warga Jakarta Telantarkan Jenazah Pejabat Pajak di Pinggir Jalan, Tolak Gotong ke Makam
-
Menkeu Baru Punya PR Berat, Kurangi Utang hingga Hilangkan Pajak Berat untuk Kelas Menengah
-
Usai Sri Mulyani Dicopot, Menkeu Purbaya Didesak Kembalikan Kepercayaan Publik
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Usai Ratas dengan Prabowo, Menkeu Purbaya: Ekonomi Akan Tumbuh Lebih Cepat
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
-
Saham Perbankan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot, OJK Minta Investor Tidak Panik
-
Rahasia Saldo DANA Kaget untuk Kamu, Klaim 3 Link Aktif Ini Sebelum Kehabisan
-
Gaji DPR Turun Drastis, Dasco: Beban Negara Berkurang, Legislator Bekerja Lebih Baik
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada