Suara.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan pemerintah menyiapkan mekanisme Indonesia Climate Change Trust Fund Plus (ICCTF+). ICCTF+ ini untuk pendanaan perubahan iklim di Indonesia.
"Saya coba diskusi dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan, ada beberapa model didiskusikan, kita akan mengarah ke ICCTF+," kata Siti di Pertemuan Multi Pihak Jelang Pelaksanaan Conference of Parties (COP) 21 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Rabu (11/11/2015).
ICCTF+ menjadi perwalian amanah dana perubahan iklim yang dibuat lebih luas cakupannya. ICCTF+ ini melibatkan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) hingga masyarakat sipil. Tujuannya tidak lain agar pendanaan menjadi lebih terbuka dan mudah dipraktikkan.
Selama ini ICCTF yang berada di bawah Bappenas menjadi perwalian amanah untuk dana perubahan iklim yang diperoleh Indonesia. Namun mekanisme pendanaannya masih cukup rumit dalam implementasi di lapangan karena terganjal aturan Kementerian Keuangan.
Sebelumnya Ketua Dewan Pengarah Penanganan Perubahan Iklim Sarwono Kusumaatmadja mengatakan sangat penting bagi Indonesia untuk memiliki mekanisme pendanaan yang jelas sebelum pelaksanaan COP 21 yang digelar di Paris, Prancis, 30 November-11 Desember 2015.
"Perlu mekanisme pendanaan perubahan iklim secepatnya. Sebelum (COP 21) Paris harus sudah ada karena banyak yang sudah menunggu," ujar dia.
Ia mengatakan pledge yang disediakan untuk perubahan iklim mencapai 100 miliar dolar AS, dan negara para pihak diprediksi akan meributkan kembali mekanisme global yang digunakan. Meski demikian, kesepakatan pendanaan perubahan iklim bilateral akan terlebih dulu berjalan.
"Kalau posisi kita bagus kita bisa dapat dukungan internasional, karena kita tidak bisa atasi sendiri. Jangan merasa bersalah dibantu asing karena mereka sebenarnya bantu diri mereka sendiri, kalau kenaikan suhu bumi tidak bisa dicegah mereka juga yang susah," ujar Sarwono.
Sejumlah pihak termasuk duta besar beberapa negara telah menemuinya. Dari hasil pembicaraan tersebut, ia mengatakan potensi Indonesia mendapat dukungan sangat besar terlebih jika Presiden Joko Widodo hadir pada COP 21 di Paris, Prancis.
"Yang potensi ya dukungan untuk REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus), sektor energi, dan peningkatan kapasitas," ujar Sarwono.
Karena itu, lanjutnya, Indonesia perlu tampil dengan bermartabat, dan tidak menyembunyikan sesuatu sehingga kampanye yang dilakukan di paviliun Indonesia tidak terkendala, ditambah dengan kehadiran Presiden Joko Widodo, maka peluang Indonesia mendapat dukungan dalam mengatasi perubahan iklim sangat besar. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Luhut Turun Tangan, Minta Purbaya Tak Ambil Anggaran MBG
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?