Suara.com - Bank Dunia memperingatkan perubahan iklim dapat mendorong lebih dari 100 juta orang ke dalam jurang kemiskinan pada 2030, jika dunia gagal melakukan tindakan pencegahan.
Dalam laporan "Shock Waves: Managing the Impacts of Climate Change on Poverty", yang dikeluarkan pada Minggu (8/11/2015) disebutkan, saat ini orang miskin sudah menghadapi resiko tinggi akibat guncangan yang berkaitan dengan iklim, termasuk gagal panen karena curah hujan berkurang ataupun banjir, lonjakan harga pangan setelah peristiwa alam esktrem, dan peningkatan peristiwa penyakit setelah gelombang panas dan banjir.
Guncangan semacam itu dapat menghilangkan prestasi yang diperoleh dengan kerja keras sehingga mengakibatkan kerugian yang tak bisa diubah, dan membuat orang kembali ke dalam kemiskinan, terutama di Afrika dan Asia Selatan.
Menurut laporan tersebut, sektor pertanian akan sangat merasakan dampak perubahan iklim ini. Sebagaimana ditunjukkan oleh kajian contoh bahwa perubahan iklim dapat mengakibatkan hilangnya hasil panen tak kurang dari lima persen sampai 2030 dan 30 persen hingga 2080.
Dampak kesehatan, termasuk kasus malaria yang lebih tinggi, diare dan hambatan pertumbuhan, dan dampak temperatur tinggi pada reproduksi adalah pengendali paling kuat berikutnya.
Di Afrika, wilayah yang paling miskin di dunia, perubahan iklim dapat mengakibatkan harga pangan naik hingga 12 persen pada 2030 dan 70 persen sampai 2080.
Laporan itu menyebut dampak tersebut "pukulan yang melumpuhkan" buat negara Afrika, tempat konsumsi pangan rumah tangga paling miskin berjumlah lebih dari 60 persen dari seluruh pengeluaran negara.
Laporan itu, yang disiarkan satu bulan sebelum Konferensi Iklim PBB di Paris, menyerukan upaya pembangunan yang berkelanjutan serta diperkuatnya jaring keselamatan sosial dan cakupan kesehatan universal, selain tindakan khusus iklim guna membantu menangani iklim yang berubah, seperti peningkatan ketahanan pangan, sistem peringatan dini dan tanaman yang tahan terhadap perubahan cuaca.
Laporan tersebut juga menyerukan "dorongan sepenuh tenaga" guna mengurangi emisi gas rumah kaca tanpa membebani rakyat miskin.
Penghematan dari penghapusan subsidi bahan bakar fosil, misalnya, dapat ditanam kembali dalam rancangan bantuan guna membantu keluarga miskin menangani biaya bahan bakar yang makin tinggi.
"Perubahan iklim membuat orang paling miskin mengalami pukulan paling keras, dan tantangan kita sekarang ialah melindungi puluhan juta orang dari terjerumus ke dalam kemiskinan parah akibat perubahan iklim," kata Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim di dalam satu pernyataan.
"Laporan ini mengirim pesan jelas bahwa mengakhiri kemiskinan takkan mungkin dilakukan kecuali kita melakukan tindakan keras guna mengurangi ancaman perubahan iklim terhadap orang miskin dan secara dramatis mengurangi buangan yang berbahaya," katanya. (Antara/Xinhua)
Berita Terkait
-
Desak Transisi Bersih, Aktivis Greenpeace Bentangkan Spanduk di PLTGU Muara Karang
-
Garis Pertahanan Terakhir Gagal? Batas 1,5C Akan Terlampaui, Krisis Iklim Makin Gawat
-
Bullying dan Kelas Sosial: Anak Miskin Lebih Rentan Jadi Target
-
Menteri Hanif: RI Naik Pangkat, Resmi Pimpin 'Gudang Karbon Raksasa' Dunia
-
Youth Economic Summit 2025 Ungkap Strategi Prabowo Subianto Kurangi Kemiskinan di Indonesia
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?