Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mempermudah proses penerbitan saham perdana atau "initial public offering" bagi perusahaan dan memangkas biaya penerbitan obligasi sehingga membantu diverisifkasi pendanaan bagi dunia usaha.
"Kami akan kembangkan pasar surat utang dan permudah IPO. Misalnya untuk surat utang, selama ini banyak biaya yang mesti dikeluarkan seperti untuk 'underwriting' (menjamin emisi)," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad dalam sebuah paparan ekonomi dan pasar modal 2016 di Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Beberapa kemudahan tersebut, kata Muliaman, akan ada pemangkasan besaran komisi dari pencatatan efek ekuitas dan efek bersifat utang yang dibebankan kepada perusahaan.
"Kami akan terus matangkan itu, dalam waktu yang tidak terlalu lama akan selesai," ujarnya, tanpa merinci berapa pemotongan biaya komisi tersebut.
Di samping itu, kata dia, otoritas juga akan merampingkan proses pencatatan efek ekuitas dan utang. Selama 2015, OJK sudah beberapa kali melakukan survei. Dari hasil survei tersebut, kata Muliaman, selalu ada keluhan mengenai proses panjang dan tingginya biaya untuk mencatatkan efek.
"Banyak kegiatan yang bisa dipangkas, dan akan kita sederhanakan. Sehingga bisa dikatakan lebih efisien," ujarnya.
Selama ini, dalam IPO dan penerbitan obligasi, otoritas mengacu pada Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I.A.5 mengenai Biaya Pencatatan Efek (Untuk Emiten Obligasi dan Sukuk).
Muliaman mengatakan langkah efisiensi regulasi tersebut untuk meningkatkan kontribusi pasar modal bagi pertumbuhan konsumsi swasta dan masyarakat.
Secara keseluruhan, kinerja pasar modal sebagai alternatif pembiayaan, menurut Muliaman, cukup baik. Per 17 November 2015, nilai penawaran umum baik IPO, "Right Issue" maupun penerbitan Obligasi/Sukuk pada tumbuh 12,48 persen atau mencapai Rp108,77 triliun. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Daftar Pemegang Saham Terbesar PT Merdeka Gold Resource Tbk
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
Investor Saham Menanti Gebrakan Purbaya Yudhi Setelah Jadi Menteri Keuangan
-
Usut Kasus Korupsi CSR BI dan OJK, KPK Panggil Analis Senior Pratomo Anindito
-
Melihat Gaya Komunikasi Menteri Keuangan Baru Purbaya Yudhi Sadewa, Bisa Diterima Gen Z?
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Hunian Mewah Bakal Dibangun di Sawangan, Harganya Rp 3,5 Miliar
-
Waspada! Kenali Ciri-ciri Penipuan Produk Emas Logam Mulia Secara Online
-
BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Sungai sebagai Sumber Kehidupan
-
Warga Jakarta Telantarkan Jenazah Pejabat Pajak di Pinggir Jalan, Tolak Gotong ke Makam
-
Purbaya: Jadi Menkeu Ternyata Beda Jauh dari Ketua LPS, 'Salah Ngomong Langsung Dipelintir'
-
Pegadaian Hadirkan Safari Dakwah Bersama KH Abdullah Gymnastiar untuk Perkuat Nilai Spiritual
-
Jejak Karier Sri Mulyani Sebelum Jadi Menkeu: Pantas Dicintai Investor Global
-
Daftar Pemegang Saham Terbesar PT Merdeka Gold Resource Tbk
-
Rupiah Ambruk Usai Pelantikan Menkeu Baru, Begini Strategi Obat Kuat dari BI
-
Peduli Pendidikan Rakyat, Pegadaian Berikan Beasiswa Bagi Pengelola Bank Sampah di Seluruh Indonesia