Suara.com - Pengamat pertanian dari Universitas Nusa Cendana Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rafael Leta mengatakan pemerintah sebaiknya menghentikan pemberian subsidi pupuk kepada para petani.
"Kalau soal pupuk bersubsidi, saya berpendapat bahwa kebijakan subsidi pupuk sebaiknya dihentikan. Artinya harga pupuk ditetapkan secara merata di seluruh Indonesia," katanya kepada Antara di Kupang, Senin (23/11/2015).
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar kebijakan pemberian pupuk bersubsidi dan kelangkaan pupuk yang masih saja terus berlangsung dari tahun ke tahun.
Menurut dia, pemerintah sebenarnya berniat baik dengan memberikan subsidi pupuk bagi para petani karena pupuk adalah salah satu faktor penentu peningkatan produktivitas pertanian.
Tetapi kejadian di lapangan menunjukkan bahwa para petani di desa-desa selalu saja menjerit karena kelangkaaan pupuk.
Artinya, pupuk ini langka disinyalir sebagai akibat dari kebijakan pemberian subsidi oleh pemerintah.
Pupuk bersubsidi harganya lebih murah daripada nonsubsidi. Karena harga murah, para mafia di lapangan memborong pupuk tersebut, dan menjual kepada pengusaha perkebunan dan pengusaha besar lain.
Kondisi ini menyebabkan para distributor pasti menjual pupuk dengan harga yang agak tinggi dan tidak terjangkau oleh petani sehinga petani selalu menjerit kelangkaan pupuk.
Kejadian ini kata dia, sudah berlangsung selama bertahun -tahun dan tidak pernah bisa diatasi.
Karena itu, pemerintah sebaiknya menghentikan pemberian pupuk bersubsidi kepada para petani.
Sebagai gantinya, pemerintah bisa membantu petani dengan cara lain, seperti memberikan keringanan kredit pertanian, bantuan alat-alat pertanian dan bantuan sosial bagi petani secara proporsional. (Antara)
Berita Terkait
-
Guru Besar IPB: Petani Dituntut Taat Kebijakan, Tapi Bantuan Benih dan Pupuk Masih Jauh dari Cukup
-
Inovasi dari Sragen, Gaungkan Bela Negara dengan Menjaga Ketahanan Pangan
-
Tata Kelola Pupuk Bersubsidi Makin Transparan, Kementan Pastikan Tepat Sasaran
-
Aturan Baru Penebusan Pupuk Bersubsidi Mulai Disosialisasikan Pupuk Indonesia
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Viral Peras Pabrik Chandra Asri, Ketua Kadin Cilegon Dituntut 5 Tahun Penjara
-
SBY Minta Masyarakat Sadar, Indonesia Bukan Negeri Kaya Minyak!
-
Catat Laba Bersih Rp389 M, KB Bank Perkuat Struktur Manajemen Lewat Pengangkatan Widodo Suryadi
-
Kementerian ESDM: Etanol Bikin Mesin Kendaraan jadi Lebih Bagus
-
Saham BCA Anjlok saat IHSG Menguat pada Senin Sore
-
Menkeu Purbaya Mendadak Batal Dampingi Prabowo Saat Serahkan Aset Smelter Sitaan, Ada Apa?
-
Usai BNI, Menkeu Purbaya Lanjut Sidak Bank Mandiri Pantau Anggaran Rp 200 T
-
Bursa Kripto Global OKX Catat Aset Pengguna Tembus Rp550 Triliun
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya