Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla tak menampik Indonesia memiliki kelemahan karena sering melakukan impor, mulai dari beras, jagung dan beberapa komoditas lainnya. Namun, kelemahan tersebut, menurutnya bisa dijadikan sebagai sebuah kekuatan bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menjadi lebih baik lagi.
“Kita memang saat ini masih banyak impor, beras impor, jagung impor lainnya masih impor. ini jadi kekuatan kita untuk mengatasi permasalahan ini (pertumbuhan ekonomi yang melemah),” kata JK saat memberikan sambutannya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015 di JCC, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Ia mencontohkan, kelemahan yang sering kali mengandalkan impor dan bisa dijadikan kekuatan adalah impor baja. Ia bercerita, saat ini Indonesia membutuhkan pasokan baja sekitar 11 juta ton. Namun produksi dalam negeri hanya sekitar 4 juta ton. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, JK mengatakan pentingnya untuk mendatangkan investasi.
“Jadi kita tingkatkan produktivitasnya untuk mengatasi masalah ini, pada barang-barang tinggi yang kita hasilkan dengan mendatangkan investasi, kan bisa mendongkrak produksi kita. Jadi kalau ekspor turun, maka impor juga harus turun. Nah untuk menutupinya dengan menaikan produktivitas. Kekuatan kita, punya penduduk yang tinggi untuk jadi produsen dan konsumen," ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, daya beli masyarakat sedang mengalami penurunan saat ini. Hal ini lantaran pendapatan menurun. Namun, hal tersebut dapat ditingkatkan daya beli dengan persaingan. Di sisi lain, ada beberapa hal yang membuat persaingan Indonesia dengan negara lain menjadi lemah.
"Kelemahan persaingan kita, pertama sektor keuangan karena tingkat bunga masih lebih tinggi dibanding negara tetangga. Kalau kita masih 10-12 persen, di Malaysia 5 persen, kita kalah. Apalagi dengan Cina, nah ini yang harus kita perbaiki,” tegasnya.
Berita Terkait
-
Rencana KBMI 1 Mau Dihapus, OJK: Ekonomi Indonesia Butuh Bank-bank Besar
-
JK Hingga Jurnalis Korban Pengeroyokan Terima Anugerah Dewan Pers 2025
-
Ironi Hakordia, Silfester Matutina Si Manusia Kebal Hukum?
-
Waduh, Banjir Sumatra dan Aceh Bisa Bikin Ekonomi Indonesia Minus 0,12 Persen
-
Ekonom Bank Mandiri Ungkap Rahasia Ekonomi RI Tetap Kuat
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Harga Pangan 18 Desember: Beras, Bawang, Cabai, Daging Ayam dan Migor Turun
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
BI: Ekonomi Indonesia Bisa Tertekan Imbas Bencana Aceh-Sumatra
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar Amerika Melejit ke Level Rp16.700
-
Produsen CPO Genjot Produksi di Tengah Tingginya Konsumsi Domestik
-
IHSG Berbalik Perkasa di Kamis Pagi ke Level 8.700
-
10,5 Juta Orang Diproyeksikan Bakal Berlibur Naik Pesawat di Nataru
-
Penyaluran KUR Perumahan Tembus Rp3,5 Triliun di Akhir 2025
-
Harga Emas Antam Hari Ini Masih Kesulitan Tembus Level Rp2,5 Juta
-
Bank Indonesia : Pasokan Uang Tunai di Wilayah Bencana Sumatera Aman