Suara.com - Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (Inaca) mendesak pemerintah untuk mendorong pembebasan bea masuk komponen pesawat. Sampai saat ini memang baru empat komponen yang dibebaskan.
"'Import duty' (bea masuk) sekarang ini sudah empat dibebaskan, kami mengajukan sekitar 300 komponen," kata Ketua Umum Inaca M. Arif Wibowo dalam Kinerja 2015 dan Outlook 2016 Kementerian Perhubungan di Jakarta, Rabu (16/12/2015).
Arif berharap pada tahun depan bisa dibebaskan 27 komponen lagi karena sebagian besar komponen pesawat tidak diproduksi dalam negeri dan untuk menekan biaya operasional.
"Ini memang ranahnya Kementerian Keuangan, tetapi perlu disentuh oleh Kementerian Perhubungan, toh, tidak mengganggu industri lokal," katanya.
Selain itu, Arif juga meminta pembebasan jasa kena pajak untuk maskapai-maskapai yang mengoperasikan pesawat sewa (operating lease) dibandingkan untuk maskapai yang mengoperasikan pesawat hasil membeli (financial lease).
"Kami sangat mengharapkan kebijakan khusus maskapai ini agar neraca kita kuat karena bagaimana maskapai 'operating lease' bisa menutupi biaya operasionalnya," katanya.
Ia menyebutkan di negara-negara ASEAN dan Asia sebagian besar maskapai "operating lease" dibebaskan jasa kena pajak, seperti di Singapura dan Dubai.
"Pajaknya sampai 10 persen, kami paham pemerintah membutuhkan pajak, tetapi kami juga berkontribusi ke pertumbuhan ekonomi karena menggaet orang-orang untuk 'traveling'," katanya.
Arif mengungkapkan bahwa 2015 menjadi salah satu tahun yang sulit bagi industri penerbangan karena terhimpit pelemahan rupiah dan fluktuasi kondisi perekonomian global.
"Memang ada penurunan harga avtur, tetapi belum diimbangi karena 'oversupply' di pasar," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
6 Tantangan yang Masih Hantui Industri Penerbangan Nasional
-
Singapura Cari Cuan dari Pajak Karbon di Sektor Penerbangan, Harga Tiket Pesawat Siap-siap Naik
-
Inaca Ingin Pemerintah Kembangkan Minyak Jelantah Jadi Bioavtur, Dinilai Harga Tiket Bisa Turun
-
Ambisi Penerbangan India: Investasi Raksasa dan Prospek Karier Pilot yang Menggiurkan
-
Minyak Goreng Bekas Jadi Bahan Bakar Pesawat? Inovasi Spanyol Guncang Industri Penerbangan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis