Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore (29/12/2015), bergerak melemah sebesar 70 poin menjadi Rp13.716 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.646 per dolar AS.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Yulia Safrina di Jakarta, Selasa (29/12/2015) mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang masih cenderung menglami pelemahan menjadi salah satu faktor dolar AS mengalami penguatan terhadap mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.
"Mata uang negara berkembang terbebani dengan penurunan harga minyak mentah dunia," katanya.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar uang juga sedang menantikan data tingkat suplai minyak mentah AS menjelang penutupan pasar. Data itu akan menjadi penggerak pasar di hingga libur akhir tahun ini.
Di sisi lain, lanjut dia, menjelang libur panjang akhir tahun ini investor juga cenderung akan merasa sulit untuk membuat pergerakan mengingat sebagian pelaku pasar uang mulai mengurangi kegiatannya.
Analis dari LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo menambahkan bahwa masih adanya potensi bank sentral Amerika Seriat (The Fed) untuk kembali menaikan suku bunga acuan pada 2016 mendatang kembali menjadi kekhawatiran investor terhadap aset mata uang berkembang.
"Sinyal keyakinan prospek ekonomi AS yang membaik menjadi salah satu faktor laju nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia tertahan dengan kecenderungan melemah," katanya.
Ia mengharapkan upaya pemerintah dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi domestik melalui paket kebijakan dapat segera terasa dampaknya ke pasar keuangan di dalam negeri sehingga menjaga rupiah berfluktuasi stabil.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa (29/12/2015) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.658 dibandingkan hari sebelumnya (28/12) di posisi Rp13.639 per dolar AS.
(Antara)
Berita Terkait
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan
-
Dikhawatirkan Langgar Konstitusi, Pengalihan Dana ke Bank Himbara Lemahkan Rupiah
-
Waspada! Rupiah Besok Diramal Merosot Setelah Reshuffle Kabinet
-
Rupiah Justru Perkasa di Tengah Reshuffle Kabinet
-
Rupiah Melemah ke Rp16.426 per Dolar AS, BI Janji Terus Jaga Stabilitas
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri