Suara.com - Hingga saat ini, ratio elektrifikasi atau kapasitas listrik yang terpasang di Indonesia baru sekitar 84 persen. Angka ini tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.
Manager Senior Public Relation PT PLN (Persero) Agung Murdifi menjelaskan beberapa hambatan yang membuat beberapa proyek ketenagalistrikan terhambat. Ini berdampak pada kapasitas listrik di Indonesia yang masih minim.
"Ada dua hambatan yang mambuat proyek-proyek ketenagalistrikan ini menjadi terhambat atau mandek. Masalah lahan dan pengurusan izin proyek yang lamban," kata Agung dalam acara 'Forum Strategis Nasional Pengawalan dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan' di Gedung PLN, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2016).
Salah satu proyek kelistrikan yang jalan ditempat adalah program proyek Fast Track Program (FTP) tahap I dan II 10.000 MW. "Ini akhirnya mandek karena nggak dapat lahan. Padahal kan ini bisa membantu untuk menambah ratio elektrifikasi," tegasnya.
Selain itu, proses perizinan yang lambat menyebabkan terganggunya proses kontruksi.
"Biasanya ujung-ujungnya harus lewat hukum yang sebenarnya ini tidak perlu," katanya.
Masalah lainnya, terkait kontraktor yang menjadi pihak ketiga PLN dalam pengadaan barang dan jasa ketenagalistrikan.
"Kontraktor-kontraktor yang tidak perform karena masalah keuangan, kehandalan, dan kemampuan pengembang dalam membangun pembangkit Iistrik," ungkapnya.
Melihat kondisi tersebut, Agung mengimbau kepada instansi pemerintah dan penegak hukum untuk berupaya menghilangkan permasalahan ini. Agar, ratio kelistrikan di Indonesia akan menjadi lebih baik dan dapat menunjang perekonomian nasional.
"Hilangkan ego sektoral. Sekarang kan mau bangun proyek 35 ribu megawatt, diharapkan hambatan ini sudah tidak ada lagi. Kita harus saling bekerjasama," ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius