Suara.com - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Barat (Sumbar) atau Bank Nagari membukukan laba bersih Rp325 miliar pada 2015 atau naik 10,19 persen dibandingkan 2014 yang hanya Rp294 miliar.
"Meski pertumbuhan ekonomi tidak sebaik tahun sebelumnya, namun secara kinerja laba yang diperoleh meningkat," kata Direktur Utama Bank Nagari Suryadi Asmi di Padang, Kamis (7/1/2016).
Ia menyampaikan hal itu dalam acara Paparan Publik Tahunan Bank Nagari dihadiri jajaran direksi dan komisaris.
Suryadi menyebutkan saat ini Bank Nagari memiliki aset sebesar Rp19,5 triliun atau naik delapan persen dibandingkan 2014 yang tercatat sebesar Rp18,06 triliun.
"Hadir pada tiga provinsi di luar Sumbar yaitu Jakarta, Bandung dan Riau total jumlah rekening tabungan nasabah mencapai satu juta rekening dengan total tabungan yang dihimpun mencapai Rp2,5 triliun," ujar dia.
Sementara dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp14,6 triliun atau naik 6,5 persen dibandingkan 2014 yang hanya Rp13,7 triliun, tambahnya.
Ia menyampaikan hingga 2015 telah berhasil menguasai 30 persen pasar perbankan di Sumbar dengan jumlah kredit mencapai Rp14,5 triliun atau naik tujuh persen dibandingkan 2014 yang hanya Rp13,7 triliun.
Sementara untuk kredit macet berada pada angka 2,74 persen dan merupakan yang terendah dibandingkan rata-rata angka Bank Pembangunan Daerah di daerah lain seluruh Indonesia, lanjutnya.
Ia mengatakan sebagai bank milik pemerintah daerah akan terus berkontribusi bagi pembangunan ekonomi Sumbar dengan target laba bersih pada 2016 Rp354 miliar dan total aset menjadi Rp21,6 triliun.
Sementara Bank Indonesia perwakilan Sumbar mencatat pertumbuhan aset perbankan di daerah itu pada triwulan III 2015 melambat hanya tumbuh 10,4 persen dengan total nilai sebesar Rp53,8 triliun.
Terjadinya perlambatan diperkirakan akibat memburuknya kualitas kredit secara umum sehingga meningkatkan cadangan bank atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko.
Menurut dia meningkatnya biaya dana akibat penurunan suku bunga tertimbang kredit yang cukup besar ditengah perkembangan suku bunga dana pihak ketiga tertimbang yang relatif stabil, akan memengaruhi kinerja laba atau rugi perbankan dan pada akhirnya diperkirakan memengaruhi perlambatan pertumbuhan aset perbankan.
Pada triwulan III, suku bunga tertimbang kredit menurun menjadi 12,4 persen dari sebelumnya sebesar 12,7 persen pada triwulan II, sementara suku bunga tertimbang dana pihak ketiga relatif stabil pada angka 4,1 persen, kata dia.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sumbar Indra Yuheri menyebutkan pertumbuhan aset perbankan di Sumbar dalam tiga tahun terakhir tumbuh dari Rp43,64 triliun menjadi Rp54,32 triliun.
Ia mengatakan ke depan pihaknya akan mengembangkan pengawasan terintegrasi terhadap perbankan berdasarkan risiko kepada bank secara individual maupun yang terintegrasi dengan layanan jasa keuangan lainnya.
(Antara)
Berita Terkait
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang
-
BRI Terus Berkomitmen Majukan UMKM Sebagai Pilar Ekonomi Nasional