Suara.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatatkan penurunan laba bersih pada 2015 sekitar 5,8 persen menjadi Rp884,50 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp939,08 miliar.
"Seperti kita tahu, tahun 2015 perekonomian Indonesia cenderung melambat, situasi itu berimbas pada kinerja perseroan. Namun, pada tahun 2016 ini kami cukup optimis terhadap perekonomian domestik," ujar Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi BJTM Su'udi di Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Su'udi optimistis perekonomian pada 2016 ini akan mengalami perbaikan menyusul telah dikeluarkannya beberapa kebijakan oleh pemerintah serta percepatan pembangunan infrastruktur yang akhirnya akan mendorong kegiatan bisnis di dalam negeri menjadi positif.
"Kondisi perekonomian akan datang paling tidak ada perbaikan, situasi itu akan mendorong ekspansi perusahaan di dalam negeri meningkat, tentunya akan banyak perusahaan membutuhkan pendanaan dari perbankan," katanya.
Dengan harapan yang positif itu, Su'udi juga optimistis rasio kredit bermasalah atau "non performance loan" (NPL) perseroan pada tahun 2016 ini dapat ditekan. Tercatat, rasio kredit bermasalah bank Jatim pada 2015 mencapai 4,2 persen.
"Membaiknya perekonomian akan dapat memperbaiki NPL. Kita juga membuat tim agar dapat memperbaiki kredit bermasalah," katanya.
Meski perekonomian 2015 melambat, Bank Jatim mencatatkan kenaikan penyaluran kredit pada tahun 2015 sebesar Rp28,41 triliun atau naik 8,46 persen dibandingkan realisasi kredit pada tahun sebelumnya.
"Penyaluran kredit Bank Jatim tertinggi dikontribusi dari kredit komersial yang naik 10 persen menjadi Rp5,7 triliun. kredit konsumer sebesar Rp18,19 triliun naik 8,83 persen, dan kredit UMKM sebesar Rp4,53 triliun naik 5,21 persen," papar Su'udi.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan kenaikan sebesar Rp34,26 triliun atau naik 8,46 persen. DPK Bank Jatim didominasi oleh giro sebagai penyumbang angka tertinggi yaitu sebesar Rp13,49 triliun, diikuti tabungan sebesar Rp12,75 triliun, dan deposito sebesar Rp8,02 triliun.
(Antara)
Berita Terkait
-
Polda Jatim Ungkap Penyelundupan Bawang Bombay Berkedok Cangkang Sawit
-
Misteri Mahoni Tua: Penampakan Sosok Putih di Malam Sebelum Tragedi
-
Pasca IPO, Superbank Tancap Gas! Laba Tembus Rp122 Miliar
-
Air Terjun Kapas Biru: Wisata Berkabut Penuh Petualangan di Jawa Timur
-
BTN Catatkan Laba Bersih Rp 2,91 Triliun Hingga November 2025
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Refleksi Satu Tahun MBG: Dari Intervensi Gizi Menuju Transformasi Ekonomi Nasional
-
Rupiah Berotot di Penghujung 2025, Menuju Level Rp 16.680
-
Menhub Ungkap Alasan Kapal Wisata KM Putri Sakinah Labuan Bajo Diizinkan Berlayar
-
BI-Rate Tak Pakai JIBOR dan Beralih ke INDONIA per Januari 2026, Ini Dampaknya
-
OJK Koordinasi dengan PPATK untuk Blokir Rekening Dana Syariah Indonesia
-
Proyeksi Harga TOBA di Tengah Aksi Buyback 790 Juta Lembar Saham
-
Target Harga CDIA Tahun 2026, Katalis Sahamnya Sudah Muncul di Penghujung 2025
-
Zulhas Bongkar Kondisi Dapur Jelang Tahun Baru: Harga Pangan di Cimahi Dijamin 'Tenang'?
-
Produksi Minyak Naik, Bahlil Sebut Ada Pihak Terusik
-
Bea Cukai Berbenah Usai Diancam Purbaya: Pecat 27 Pegawai, Sanksi 33 Orang