Suara.com - Sebanyak delapan trayek perintis diserahkan kepada pihak swasta yang awalnya 44 trayek menjadi 52 trayek untuk dioperasikan.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R Mamahit dalam diskusi di Jakarta, Selasa (12/1/2016) mengatakan, dengan demikian porsi swasta lebih banyak, dibandingkan PT Pelni yang awalnya mendapatkan 52 trayek dari total 96 trayek.
"Pelni hanya sanggup 44 trayek, dari 52 itu kita kasih ke swasta," ucapnya.
Awalnya, Bobby mengatakan, Pelni berperan sebagai "single operator", khususnya untuk kapal-kapal negara agar memudahkan pengawasan dan perawatannya.
Selain itu, memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai serta memiliki kompetensi di bidang angkutan laut.
Namun, menurut dia, kru Pelni dinilai belum siap dalam menjalankan pelayaran perintis di 26 pelabuhan tersebut serta kapalnya belum memenuhi spesifikasi.
Dia menyebutkan anggaran subsidi perintis 2016 adalah Rp936 miliar, dengan rincian untuk 52 trayek Rp575,2 miliar, sementara untuk 44 trayek Rp360 miliar.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, anggaran pemeliharaan atau "docking" kapal tahun 2016 untuk 52 kapal perintis, yakni Ro104 miliar.
Adapun, Bobby menyebutkan 33 kontrak yang dioperasikan swasta sudah berjalan, 11 di antaranya masih lelang dan 44 trayek Pelni menunggu Perpres.
"Untuk Perpres ini nomornya sudah ada, tinggal ditandatangani Menkumham," ujarnya.
Direktur Utama PT Pelni Elfien Goentoro saat dihubungi mengatakan bukan delapan, melainkan tujuh trayek yang belum bisa dijalankan karena kapalnya tidak memenuhi kualifikasi.
"Kapalnya tidak siap, bukan Pelni tidak sanggup," katanya.
Direktur Armada dan Teknik Pelni OM Sodikin menampik ketidaksiapan kru dalam menjalankan trayek perintis tersebut.
"Pelni siap kok, orang krunya banyak. Kapal itu ada juga yang rusak, belum siap dioperasikan" tuturnya.
Sodikin menyebutkan baru 23 kapal yang sudah siap dioperasikan dan perbaikan kapal rusak tersebut perlu waktu yang tidak sebentar.
(Antara)
Berita Terkait
-
Daftar Maskapai RI yang Pakai Airbus A320
-
Diperingati Setiap 22 November, Ini Sejarah Hari Perhubungan Darat Nasional
-
Anggaran Rp19 Triliun Belum Terserap: Apa yang Terjadi di Kemenhub Menjelang Tutup Buku 2025?
-
Pengusaha Keluhkan Tarif Kapal Feri Tak Naik Sejak 2019, Biaya Operasional Terus Melonjak
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember