-
Sektor pelayaran tumbuh tertinggi 10,19 persen, topang pertumbuhan ekonomi.
-
Sektor transportasi serap 6,3 juta tenaga kerja per Agustus 2025.
-
Skema KPBU dapat jadi solusi pembiayaan infrastruktur, perlu perbaikan.
Suara.com - Industri pelayaran nasional kembali menegaskan perannya sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Tak hanya menjaga konektivitas antarpulau, sektor ini juga menjadi penyerap tenaga kerja besar dan motor kelancaran distribusi logistik di seluruh wilayah Tanah Air.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2025 mencapai 5,04 persen, capaian yang turut ditopang oleh kinerja sektor transportasi.
Sektor transportasi sendiri memberikan kontribusi sebesar 6,10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan tumbuh signifikan hingga 8,62 persen pada kuartal III-2025. Dari seluruh moda transportasi, pelayaran mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni mencapai 10,19 persen.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Kadin Indonesia, Carmelita Hartoto, menyebut data tersebut menunjukkan pentingnya sektor pelayaran sebagai penggerak ekonomi sekaligus penyedia lapangan kerja.
"Dari sisi serapan tenaga kerja, BPS mencatat sektor transportasi menyerap hingga 6,3 juta tenaga kerja per Agustus 2025. Angka ini menunjukkan bahwa sektor ini berkontribusi sebesar 4,28 persen terhadap total serapan tenaga kerja nasional," ujar Carmelita di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Menurut Carmelita, kontribusi besar tersebut menjadi bukti bahwa transportasi, khususnya pelayaran, memiliki peran penting dalam menopang kesejahteraan masyarakat.
"Jadi tidak berlebihan kalau dikatakan sektor transportasi, terutama pelayaran, merupakan salah satu nadi denyut perekonomian nasional," imbuhnya.
Carmelita menyoroti pentingnya sektor infrastruktur dalam memperkuat perekonomian nasional. Ia menilai, pembangunan infrastruktur terbukti memberikan efek berantai bagi aktivitas ekonomi di daerah.
"Salah satu contohnya, proyek jalan tol Trans Sumatera yang terbukti berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja, dan kinerja industri menengah hingga kecil di sekitarnya," imbuhnya.
Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,12 Persen, BI: Konsumsi Rumah Tangga Makin Bergairah
Namun demikian, Carmelita mengakui keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai seluruh kebutuhan infrastruktur.
Untuk itu, ia menilai skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP) dapat menjadi solusi alternatif.
"Skema KPBU dapat mengubah paradigma pembiayaan infrastruktur di tanah air, dari yang semula berpusat pada pemerintah menuju model kolaboratif berbasis investasi dan pembagian risiko," bebernya.
Carmelita berharap pelibatan swasta dalam proyek infrastruktur dapat memperkuat kapasitas pembiayaan, teknologi, serta inovasi di sektor transportasi dan pelayaran. Namun ia juga menegaskan masih ada sejumlah hal yang perlu dibenahi.
"Tapi memang masih ada beberapa tantangan yang mesti dicarikan solusi dari skema KPBU ini, salah satunya aspek proses dan tata kelola karena birokrasi yang masih cukup rumit," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Transformasi Makin Cepat, Potensi Ekonomi Digital Bisa Tembus 360 Miliar Dolar AS
-
Pemerintah Bangun Pabrik Pupuk NPK Nitrat Pertama, Bisa Bikin Petani Bisa Hemat?
-
Kementerian ESDM Tambah Stok LPG di Sumut: Persentase Ketersedian Tembus 108 Persen
-
Simas Insurtech Bayar Klaim Asuransi Kendaraan Rp 1,3 Miliar ke Korban Banjir Sumatera
-
ESDM Ungkap Stok BBM di Sumbar Makin Meningkat, Tapi Akui Distribusi Masih Mandek
-
Total 117.301 Rekening Ditutup Imbas Penipuan, Nilai Kerugian Tembus Rp8,2 Triliun
-
Perhatian! Tiket Kereta Api Nataru Hampir Habis Terjual
-
Begini Update Kelistrikan di Aceh, Sudah Menyala Semua?
-
Libur Nataru, 348 Cabang BSI Siap Layani Nasabah
-
Cek Prediksi Keuangan Kamu Tahun Depan: Akan Lebih Cemerlang atau Makin Horor?