Suara.com - Menggunakan kartu kredit memang sangat memudahkan kita bertransaksi, sekali gesek, barang yang diinginkan sudah bisa dimilliki. Sayangnya, banyak pengguna kartu kredit yang tidak sadar akan bahaya dari kartu ini. Saat menggunakannya, kita harus berutang ke bank dan itu akan memberi tanggung jawab besar dalam menggunakannya.
Kalau tidak berhati-hati dalam menggunakannya, maka Anda akan terbelit utang. Lalu, kehidupan Anda bisa menjadi hancur akibat hal ini.
Nah, sebelum anda buru-buru mengajukan kartu kredit, Anda wajib mengetahui cara kerja kartu kredit. Yaitu, kartu kredit itu tugasnya adalah menalangi Anda. Artinya, pihak bank yang mengeluarkan kartu kredit-lah yang membayari terlebih dahulu semua transaksi Anda.
Oleh karena itu, pastikan lagi sebelum Anda mengajukan permohonan kartu kredit. Apakah kondisi finansial Anda sudah mencukupi atau belum.
Agar semakin mudah, coba Anda jawab beberapa pertanyaan di bawah ini saat akan mengajukan kartu kredit:
1. Sudahkah Penghasilan Anda Memenuhi Syarat?
Mendapatkan kartu kredit itu tidak semudah mendapatkan kartu ATM. Bisa dibilang susah-susah gampang. Banyak yang disetujui, namun banyak pula yang ditolak. Hal ini berkaitan dengan persyaratan mutlak yang harus Anda penuhi saat mengajukan permohonan kartu kredit. Yaitu, minimal penghasilan Rp3 juta per bulan.
Bila penghasilan Anda di bawah Rp3 juta per bulan, lebih baik Anda urungkan niat untuk memiliki kartu kredit. Karena pihak bank pasti akan menolak. Hal ini karena Anda dianggap tidak potensial dan susah membayar tagihan di kemudian hari.
2. Sudah punya NPWP?
Nah, kalau anda belum memiliki yang satu ini, pastinya kartu kredit yang Anda inginkan tidak akan pernah didapatkan. Karena bank menganggap tidak memiliki NPWP artinya Anda kurang bertanggung jawab. Bayar pajak saja tidak, bagaimanan kalau sudah punya kartu kredit yang nyata-nyatanya berutang? Pihak bank pun jelas akan menolak permohonan kartu kredit Anda.
3. Siapkan Menanggung Semua Biaya Kartu Kredit?
Ingat, menggunakan Kartu kredit itu tidak gratis! Ada biaya-biaya yang menyertai. Di antaranya, iuran tahunan, bunga, biaya over limit, biaya materai, biaya keterlambatan pembayaran tagihan, dan lainnya. Sudah siapkah penghasilan bulanan Anda dipotong dengan tagihan yang sebegitu banyaknya?
4. Apakah Keuangan Anda Cukup untuk Membayar Tagihan?
Lagi-lagi. Kalau penghasilan Anda sudah tidak mencukupi untuk membayar tagihan, alangkah lebih baik bila Anda mengurungkan niatan memiliki kartu kredit. Kartu kredit itu bukan pemasukan tambahan. Ada bunga yang mesti dibayar di setiap cicilan. Kebanyakan pengguna kartu kredit lupa dengan hal ini. Mereka baru sadar ketika surat tagihan datang dalam jumlah besar. Bila penghasilan per bulan saja sudah pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup, bagaimana bila ditambah dengan tagihan kartu kredit?
5. Bila Menunggak Tagihan, Apa yang Terjadi?
Ingat, banyak biaya-biaya tambahan ketika anda memiliki kartu kredit. Salah satunya biaya bunga yang akan terus bertambah bila tidak segera membayar tagihan. Belum lagi biaya keterlambatan saat sudah bisa membayar tagihan. Selain itu, BI checking Anda sudah menjadi jelek sehingga kepercayaan bank akan turun. Tidak cuma itu, Anda bisa masuk daftar hitam BI.
6. Apa Tujuan Memiliki Kartu Kredit?
Ini saatnya Anda jujur pada diri sendiri. Apa tujuan Anda memiliki kartu kredit? Bila hanya sekedar mengikuti tren, maka sebaiknya Anda tunda saja. Apalagi bila Anda masih nyaman-nyaman saja bertransaksi tanpa kartu kredit.
Jangan Gunakan kartu kredit Bila Tidak Siap dengan Risikonya
Tidak bisa dipungkiri juga, fasilitas dan kemudahan yang diberikan kartu kredit sangat banyak. Dan, hidup "seakan" lebih mudah bila memilikinya. Namun, kalau Anda masih belum mampu bertanggung jawab dan disiplin dalam keuangan, maka sebaiknya Anda tidak usah memiliki kartu kredit dulu.
Kalau sudah begini, bagaimana? Masih berniat memiliki kartu kredit? Sebelum memutuskan, coba Anda pertimbangkan matang-matang terlebih dahulu. Ingat, kartu kredit bukanlah produk perbankan yang cocok dipakai untuk bersenang-senang. Seperti yang sudah disebutkan, cari tahu dulu tujuan Anda memiliki kartu ini. Jangan sampai di kemudian haru alat ini malah menyulitkan diri Anda sendiri.
Baca juga artikel Cermati lainnya:
Sejarah dan Perkembangan Uang Rupiah
10 Negara Bebas Visa Untuk WNI Selain di ASEAN
Mengenal Investasi Reksadana Indeks dan ETF
Published by Cermati.com |
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Jangan Ketinggalan! 3 Link DANA Kaget Hari Ini, Saldo Rp199 Ribu Siap Masuk Dompet Digital
-
Holding Singapura Berencana Akuisisi Saham MAPI, Berpotensi Picu Tender Offer
-
Gebrakan Menkeu Baru Salurkan Rp 200 T ke Bank Himbara, Apa Dampaknya?
-
Prospek EMAS: Saham Anak Usaha Merdeka Copper Gold (MDKA) Resmi IPO
-
Daftar Menteri Keuangan Indonesia Sejak Era Soekarno sampai Prabowo
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan