Suara.com - Harga minyak mentah dunia melonjak untuk hari kedua berturut-turut pada Jumat (Sabtu pagi WIB 23/1/2016), di tengah reli ekuitas, didorong harapan stimulus tambahan untuk Jepang dan zona euro.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, melompat 2,66 dolar AS (sembilan persen) menjadi berakhir di 32,19 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, patokan Eropa, ditutup pada 32,18 dolar AS per barel di perdagangan London, melonjak 2,93 dolar AS (10 persen) dari penutupan Kamis (21/1/2016).
Keuntungan selama Kamis (21/1/2016) dan Jumat (22/1/2016) mencapai sebesar 13,5 persen untuk WTI dan 15,4 persen untuk Brent. Mereka menutup satu minggu bergejolak yang mendorong harga ke tingkat terendah dalam lebih dari 12 tahun pada Rabu.
Ekuitas dan harga minyak mentah mulai "rebound" (berbalik naik) pada Kamis setelah Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan langkah-langkah stimulus lebih lanjut mungkin akan datang pada Maret untuk meningkatkan ekonomi zona euro.
Memperkuat optimisme atas potensi pertumbuhan yang lebih kuat adalah laporan surat kabar bisnis Nikkei pada Jumat, bahwa bank sentral Jepang (Bank of Japan/BpJ) sedang mempertimbangkan langkah serupa.
"Kami telah melihat sebuah reli signifikan pertama akibat komentar dari Draghi dan pasar mengantisipasi paket stimulus ekonomi tambahan yang bertujuan mendorong permintaan," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.
"Kami mungkin tidak benar-benar keluar dari hutan tapi saya pikir kami melihat kepercayaan kembali," kata analis Price Futures Group, Phil Flynn.
"Saya tidak berpikir bahwa penurunan 30 persen yang kita lihat di awal tahun benar-benar dibenarkan secara fundamental, karena sebagian besar argumen 'bearish' yang tampak mendorong pasar turun telah dihargakan (dimasukkan dalam harga)," kata dia.
"Apa yang mendorong pasar turun adalah rasa takut," kata Flynn.
"Ini ketakutan bahwa permintaan akan melambat lebih lanjut karena pelambatan di Tiongkok, tetapi jika Anda melihat angka permintaan di Tiongkok mereka belum melambat, impor mereka berada pada catatan tinggi." Lipow memprediksi kuartal pertama akan cukup sulit karena ekspor minyak mentah Iran kembali ke pasar setelah sanksi internasional dicabut akhir pekan lalu.
"Dikombinasikan dengan pemeliharaan kilang di sini (AS) dan di Eropa saya perkirakan bahwa persediaan minyak mentah akan terus meningkat selama beberapa bulan ke depan," katanya.
"Namun karena kita membuatnya melewati kuartal pertama, saya berharap harga minyak mentah akan stabil dan mulai meningkat selama sisa tahun." (Antara)
Berita Terkait
-
Resiko Geopolitik Dongkrak Harga Minyak Indonesia ke 66,81 Dolar AS
-
Harga Minyak Dunia Mulai Mendidih Lagi, Imbas Ketegangan AS-China
-
OPEC+ Ngotot Tambah Produksi 137 Ribu BPH, Pasar Panik!
-
Shell Rugi Rp 456 Miliar Akibat Volatilitas Harga Minyak
-
Menteri ESDM Bahlil Usul ke DPR ICP 2026 di Kisaran 60 sampai 80 Dolar AS per Barel
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya