Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai ada kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) oleh bank sentral AS hanya dilakukan sekali pada tahun ini setelah pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen di depan kongres.
"Yellen menyampaikan di depan kongres bahwa tidak terlalu optimis untuk penyesuaian Fed Fund Rate. Sebelumnya kita bisa perkirakan empat kali menurun jadi dua kali, sekarang mungkin sudah banyak yang berfikir hanya sekali," ujar Agus di sela-sela rakor dengan pemerintah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/2/2016).
Di depan Kongres AS pada Rabu (10/2/2016) lalu, Yellen mengisyaratkan bahwa The Fed masih terus membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, tetapi risiko-risiko kelesuan bisa menunda setiap tindakan lebih lanjut.
Ia menyatakan, kondisi keuangan di Amerika Serikat baru-baru ini menjadi kurang mendukung pertumbuhan, karena penurunan dalam ukuran-ukuran luas harga-harga ekuitas, tingkat pinjaman yang lebih tinggi untuk peminjam berisiko, dan apresiasi lebih lanjut dari dolar AS," kata Yellen.
"Perkembangan ini, jika mereka terbukti bertahan, bisa membebani prospek kegiatan ekonomi dan pasar tenaga kerja," ujar Yellen.
Pernyataan tersebut gagal menawarkan sinyal tentang apakah bank sentral AS akan mengubah suku bunganya pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 15-16 Maret.
Agus mengatakan, pernyataan Yellen tersebut tentu akan berdampak terhadap perkembangan ekonomi global terutama negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
"Ini tentu berdampak, tapi di dalam negeri inflasi tetap terjaga 4 plus minus 1 persen. Itu juga mendatangkan rasa optimisme bagi Indonesia," kata Agus.
Sebagaimana diketahui, pada Desember 2015 lalu setelah hampir 1 dekade, The Fed akhirnya menaikkan suku bunga acuan FFR. Kala itu, kenaikan FFR sebesar seperempat persentase poin menjadi 0,25-0,5%. (Antara)
Berita Terkait
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Pahitnya Ekonomi RI: Lesunya Konsumsi Rumah Tangga Imbas Cari Pekerjaan Sulit
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia